Washington (ANTARA News/AFP) - Washington, Jumat, mengatakan telah memberi izin kepada Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou, untuk singgah melalui wilayah Amerika Serikat pekan depan, berkaitan dengan kunjungannya ke Amerika Tengah, suatu tindakan yang tampaknya membuat marah China.

"Kami menerima permohonan Presiden Ma untuk melakukan apa yang sudah dilakukan sejak lama," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowley, kepada wartawan ketika ditanya kebenaran laporan-laporan berita mengenai keputusan itu.

"Keputusan kami konsisten dengan kebiasaan tak resmi dalam hubungan kami dengan Taiwan, dan dilaksanakan dengan kriteria keselamatan, kesenangan, kemudahan dan martabat perjalanan," kata Crowley.

"Saya pikir dia akan singgah di San Francisco dari perjalanan ke Amerika Tengah dan Los Angeles, ketika dalam perjalanan pulang ke Taipei," kata asisten Menlu bidang umum itu.

Crowley mengatakan Ma akan disambut di kota California oleh Raymond F. Burghardt, ketua Lembaga Amerika di Taiwan, organisasi yang melaksanakan hubungan-hubungan tak resmi dengan Taiwan.

Di Taipei pekan lalu, Kantor Berita Pusat (KCNA), yang didanai pemerintah mengatakan Ma akan meninggalkan Taiwan pada 25 Januari untuk menghadiri pelantikan Presiden terpilih Honduras, Porfirio Lobo Sosa, dan akan singgah di San Francisco.

Kantor berita itu menambahkan dia akan kembali ke Taipei melalui Los Angeles.

Crowley mengirim laporan-laporan ke Taipei bahwa AS juga mengizinkan satu kapal kargo militer Taiwan membawa barang bantuan untuk para korban gempa bumi Haiti ke wilayah AS itu.

"Kami mengizinkan pesawat C-130, yang telah ikut ambil bagian dalam operasi-operasi pertolongan di Haiti, untuk mengisi bahan bakar di sini," kata Crowley, tanpa menjelaskan kapan dan di mana itu dilakukan.

"Bisa dipastikan itu konsisten bukan hanya dengan filosofi kami, tapi juga memberikan dukungan penting pada operasi di Haiti," kata juru bicara tersebut.

Itu adalah transit pertama di AS bagi pesawat militer Taiwan sejak Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing pada 1979, menurut surat kabar United Daily News --yang berkantor pusat di Taipei.

China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang menunggu bergabung kembali, biasanya bereaksi marah terhadap kontak militer dan pejabat pulau itu dengan negara lain, terutama AS.

Konfirmasi keputusan itu muncul pada saat China, Jumat, menolak kecaman sensor Internetnya oleh Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, yang mengatakan itu merusak hubungan, ketika sengketa berkaitan ancaman Google akan meninggalkan pasar China meningkat.

(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010