Balikpapan (ANTARA News) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas mengatakan, tidak setuju dengan adanya upaya pemakzulan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono karena hal itu hanya akan memecah-belah bangsa.

"Kalau saya ditanya apakah setuju ada pemakzulan (Presiden/Wapres). Saya pribadi pasti tidak setuju. Jangan ada pemakzulan," kata Ketua MPR Taufiq Kiemas kepada wartawan di Balikpapan, Kaltim, Sabtu.

Ketua MPR Taufiq Kiemas menyampaikan pernyataan tersebut saat ditanyakan kemungkinan adanya pemakzulan terhadap Presiden dan Wakil Presiden terkait kasus Bank Century.

Lebih lanjut Taufiq Kiemas menjelaskan memiliki pengalaman sejarah yang pahit terkait persoalan pemakzulan ini. Taufiq menceritakan saat turunnya Presiden HM Soeharto, kemudian Presiden BJ Habibie serta pemakzulan Presiden Gus Dur.

"Hubungan antar sesama anak bangsa jadi tidak baik. Pemakzulan ini hanya membuat bangsa ini terpecah- belah," kata Taufiq Kiemas yang juga ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)..

Karena itu, Taufiq mengharapkan ke depan tidak ada lagi pemakzulan jika hanya akan memecah- belah anak-anak bangsa.

Taufiq juga menjelaskan bahwa dalam politik harus ada tiga hal yakni; pertama, mau meminta maaf. Kedua, mau memaafkan.

"Ketiga, tidak boleh ada dendam, bahwa dalam politik ada perbedaan. Perbedaan itu perlu," katanya.

Dalam kesempatan itu Taufiq Kiemas juga menjelaskan soal pertemuan lembaga negara di Istana Bogor baru-baru ini .

Menurut Taufiq, dalam pertemuan tersebut dibicarakan persoalan-persoalan bangsa. Taufiq menegaskan para [pimpinan lembaga negara sepakat menanamkan kembali empat pilar kehidupan bangsa yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010