Yogyakarta (ANTARA News) - Pameran "Klepto Domestic Object" menampilkan eksperimen bentuk seni kriya tujuh seniman yang tergabung dalam Kelompok Makaryo #1, kata kokurator pameran, Satya Brahmantya.
"Ketujuh seniman itu menampilkan delapan karya-karya terbaru mereka berupa kriya kayu, logam, tekstil, kulit, dan keramik, yang semuanya berbentuk tiga dimensi," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, pameran seni rupa bersama yang digelar di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) hingga 27 Januari 2010 itu sebagai pembuktian bahwa setiap orang bisa menjadi seorang kleptomania, tidak terkecuali anggota Kelompok Makaryo #1.
"Klepto secara harafiah berarti mengambil barang-barang yang tidak berharga yang ada di sekitar kita. Namun, Kelompok Makaryo #1 hanya mengambil ide dari sejumlah barang-barang di kehidupan sehari-hari untuk berkarya seni," katanya.
Menurut dia, barang-barang seperti penggorengan, teko, gancu, dan tempat sampah yang dianggap sepele dalam kehidupan sehari-hari ternyata mampu dimaknai secara lain oleh anggota Kelompok Makaryo #1.
"Anggota Kelompok Makaryo #1 yang terdiri atas Tofan Ari, Pandu Dewa, Dwi Panglipur, Elisabet Yuli, Budianto, DJ Har, dan Sujimulyanto itu cenderung berkarya secara spontan, sebagaimana para seniman kriya ketika berkarya," katanya.
Artinya, mereka mungkin tidak sadar jika akhirnya mampu menciptakan sejumlah karya yang luar biasa dari tangannya. Hal itu terbukti dari seluruh kreasi seni kriya yang ditampilkan belum merupakan hasil optimal masing-masing seniman.
"Karya-karya seni kriya yang ditampilkan dalam pameran `Klepto Domestic Object` itu baru sekitar 30 persen dari seluruh kekuatan dan kemampuan tangan masing-masing seniman," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010