Pasar saham AS mengalami aksi jual besar untuk ketiga hari berturut-turut di tengah meningkatnya kekhawatiran ekonomi setelah Obama pada Kamis mengumumkan proposal untuk membatasi ukuran dan ruang lingkup lembaga keuangan AS.
Dow Jones Industrial Average merosot 216,90 poin (2,09 persen) menjadi 10.172,98, hari kedua penurunan lebih dari 200 poin dan penurunan mingguan terbesar sejak Februari 2009.
Blue-chip Dow telah kehilangan sekitar lima persen dalam tiga hari dari sepekan yang singkat lalu.
Indeks komposit Nasdaq jatuh 60,14 poin (2,67 persen) ke 2.205,29 dan indeks Standard & Poor's 500 turun 24,72 poin (2,21 persen) menjadi 1.091,76.
"Aksi jual pada hari-hari terakhir, didorong oleh kekhawatiran bahwa ketua Fed Bernanke kemungkinan tidak dikonfirmasi kembali, mengakibatkan pasar turun tajam untuk ketiga sesi berturut-turut," kata Sara Kline dari Moody's Economy.com.
Obama menguraikan program reformasi keuangan Kamis bahwa ia akan membatasi pengambilan risiko "berlebihan" yang disalahkan sebagai penyebab krisis keuangan yang menggerakkan ekonomi terbesar dunia ke dalam resesi terburuk dalam beberapa dasawarsa.
"Presiden mungkin pada satu sisi bergerak untuk menenangkan publik Amerika, namun pasar menyuruhnya berhati-hati tentang penggunaan peraturan senjata pemusnah massal," kata Patrick O'Hare dari Briefing.com.
"Apa yang kita lihat di depan kita adalah pasar yang tidak menyukai gagasan peraturan yang berlebihan karena peraturan yang berlebihan membatasi potensi pendapatan," katanya seperti dilaporkan AFP.
Di Eropa, patokan London indeks FTSE 100 turun 0,60 persen, sedangkan di Paris, indeks CAC 40, turun 1,07 persen dan indeks DAX 30 di Frankfurt tergelincir 0,90 persen.
Pasar saham Tokyo ditutup turun 2,56 persen, Sydney merosot 1,59 persen dan Hong Kong pulih dari kerugian berat awal berakhir 0,65 persen lebih rendah.
Pasar Asia dan Eropa mengikuti jejak penurunan Wall Street, Kamis, ketika blue-chip Dow merosot 2,01 persen dalam kejatuhan terburuk tahun ini.
Berita berkembangnya penentangan terhadap pencalonan kembali ketua Federal Reserve Ben Bernank dalam perdagangan sore menekan lebih lanjut di pasar AS karena investor gelisah memikirkan elemen utama lainnya ketidakpastian mengenai arah dari ekonomi terbesar dunia.
Obama mendukung Bernanke untuk masa jabatan berikutnya memimpin bank sentral, namun kritikus mengatakan ketua Fed harus berbuat lebih banyak untuk menghindari krisis keuangan yang memicu resesi terburuk negara itu dalam dekade terakhir.
Masa jabatan Bernanke berakhir 31 Januari dan Senat belum menetapkan tanggal untuk pemungutan suara.
"Kalau dia tidak diangkat kembali saya kira pasar akan memiliki kecocokan. Kami sudah melihat bahwa di pasar-pasar ... apa yang telah terjadi di beberapa jam terakhir berkaitan dengan peristiwa sekitar Bernanke," kata Nariman Behravesh, kepala ekonom di IHS Global Insight.
Tapi banyak sorotan ditujukan kepada proposal Obama untuk membatasi praktek perbankan berisiko, yang memerlukan persetujuan Kongres. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010