Banda Aceh (ANTARA News) - Enam orang korban tsunami asal Kabupaten Aceh Barat melakukan aksi mogok makan menuntut kepada pemerintah agar mereka mendapat bantuan rumah.

Salah seorang pendamping Abdul Jalil saat dihubungi dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Jumat, menyatakan, enam orang tersebut mulai siang tadi melakukan aksi mogok makan di komplek tugu Teuku Umar di Desa Ujung Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan.

Sebelumnya, aksi mogok makan juga dilakukan mahasiswa pada Minggu (17/1) sampai Rabu (20/1) malam, sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap korban tsunami yang belum mendapat bantuan rumah.

"Kali ini masyarakat korban tsunami langsung yang melakukan aksi mogok makan, dengan harapan pemerintah memperhatikan nasib mereka yang sampai saat ini belum juga dapat bantuan rumah," katanya.

Sementara itu, masyarakat koran tsunami lainnya mengungsi ke tugu Teuku Umar, setelah mereka diusir dari posko sebelumnya di Desa Suak Rubee, Meulaboh.

Abdul Jalil menyatakan, aktivis mahasiswa dan LSM di Aceh Barat akan terus mendukung para korban tsunami untuk memperjuangkan hak mereka mendapatkan.

"Meskipun setiap tahun kami terus berjuang, namun sampai saat ini belum juga tealisasi," katanya.

Pada tanggal 26 Desember 2009 yang bertepatan peringatan lima tahun tsunami para korban melakukan aksi mendatangi kantor DPRD Kabupaten Aceh Barat. Pada saat ini mereka sempat bertahan, namun diusir aparat keamanan.

Akhirnya mereka bermalam di luar gedung sampai tanggal 30 Desember 2009, setelah dipaksa untuk bubar. Kemudian pindah ke kantor LSM Grassroots Society Forum (GSF) selama dua malam.

Pada tanggal 1 Januari 2010 masyarakat pindah ke Desa Suak Ribee jalan Syiah Kuala di kantor LSM Suling Hutan. Namun pada tanggal 21 Januari 2010, mereka diminta untuk pindah oleh aparat desa, karena keberadaannya mengganggu warga setempat.

Akhirnya masyarakat korban tsunami pada Jumat (22/1) kembali membongkar tenda di Desa Suak Ribee pindah ke Desa Ujong Kalak di komplek tugu Teuku Umar tanah umum milik Pemda setempat.

"Masyarakat akan tetap tinggal di tugu Teuku Umar sampai pemerintah menyatakan bersedia membangun rumah untuk mereka," kata Abdul Jalil.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010