Banda Aceh (ANTARA News) - Film dukomenter garapan sutradara asal Belanda berjudul Syawal was very scared (Syawal sangat takut) diputar untuk pertama kalinya di Garuda Teater, Banda Aceh.
"Pemutaran kali ini perdana di Aceh bahkan di Asia," kata Managemen Gedung Garuda Teater dan Samsung IT Leaning Center, Hasrul di Banda Aceh, Jumat.
Menurut Hasrul, pemutaran film yang mengisahkan seorang anak korban tsunami asal Gampong Jawa Banda Aceh adalah hasil prakarsa sang sutradara sendiri, Wilma Ligthart.
Film berdurasi selama 20 menit itu akan diputar pada Sabtu 23 Januari 2010 di Garuda Teater di jalan Imam Bonjol pada pukul 20.00 WIB dan masyarakat dapat menontonnya secara gratis.
Setelah pemutaran film, akan diisi dengan diskusi dengan produser film tersebut yang berasal dari Belanda, Wilma Ligthart, Syawal si pemeran utama dan penonton.
Pemutaran perdana akan dihadiri Wakil Walikota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Jamal juga dimeriahkan Rahmi `Idola Cilik` untuk menyanyikan beberapa lagu.
Film dokumenter tersebut mengisahkan Syawal, seorang anak yang berusia 12 tahun tinggal di sekitar Banda Aceh secara menakjubkan selamat dari tsunami meskipun harus kehilangan ibu dan dua saudara perempuannya.
Untuk pertama kalinya dia secara terbuka bercerita bagaimana tsunami mengubah hidupnya.
Dia mengekspresikan peristiwa yang dialaminya dalam bentuk gambar yang kemudian dianimasikan dan digunakan untuk mendukung cerita tentang perjuangannya bertahan dari tsunami.
Menurut beberapa orang yang sudah menonton film dokumenter ini, salah satu kekuatan film tersebut adalah mampu mentransfer ekspresi gambar-gambar Syawal menjadi gambar-gambar yang bergerak.
Syawal was very scared sudah diputar di televisi Belanda dan terpilih untuk ikut festival film di Seoul, Hong Kong, Taipei, Copenhagen dan New York.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010