PBB, New York (ANTARA News) - Jumlah staf Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tewas karena gempa hebat yang mengguncang Haiti pada 12 Januari lalu telah bertambah menjadi 61 orang.
Sementara itu, Juru Bicara Sekjen PBB Martin Nesirsky mengungkapkan 179 anggota staf masih belum ditemukan pascagempa hebat yang memporakporandakan ibukota Haiti, Port au Prince.
Menurut data terakhir yang dikeluarkan Markas Besar PBB di New York, Kamis, sudah 61 personil PBB yang ditemukan tewas, yaitu 23 staf sipil yang bekerja untuk misi penjaga perdamaian PBB di Haiti (MINUSTAH), 24 anggota militer, 12 polisi, seorang petugas Program Pangan PBB (WFP) dan seorang sukarelawan PBB (UNV).
Sebagian besar dari korban tewas itu ditemukan tertimbun di antara reruntuhan gedung markas MINUSTAH di Port au Prince.
Di antara korban tewas adalah pemimpin MINUSTAH Hedi Annabi dan wakilnya, Luiz Carlos da Costa, yang ditemukan tertimbun di gedung markas misi PBB yang terletak di Hotel Christopher itu.
Dua warga negara Indonesia yang bekerja sebagai relawan MINUSTAH dan pada saat gempa Selasa lalu juga sedang berada di gedung markas itu, yaitu Endang Satriyani dan Yogi Anggoro, berhasil menyelamatkan diri.
Juru Bicara Martin Nesirsky mengatakan PBB masih belum mendapatkan informasi mengenai keberadaan 179 personil PBB lainnya.
Sepanjang sejarah PBB, gempa Haiti adalah insiden terparah dunia yang menjatuhkan korban dari pihak PBB.
Sementara itu, setidaknya 20 anggota staf PBB saat ini masih berada di rumah sakit karena mengalami luka-luka. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010