Sangata, Kutai Timur (ANTARA News) - Banjir yang melanda Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur terus meluas, bahkan kini mencapai ketinggian rata-rata sekitar satu meter menggenangi rumah warga.
Wartawan ANTARA dari Sangata, Kamis, melaporkan, hujan yang terus mengguyur beberapa kawasan di "kabupaten batubara" itu telah menyebabkan banjir kian meluas.
Ribuan rumah warga tiga kecamatan di Kutai Timur, yakni Kecamatan Bengalon, Sangata Utara, dan Sangata Selatan, terendam air akibat banjir yang sudah memasuki hari kedua.
Sejak Kamis siang sepanjang pesisir daerah Sepaso dan Sebongkok, Kecamatan Bengalon, rumah-rumah penduduk terendam mencapai sekitar satu meter, padahal sehari sebelumnya hanya sekitar 30 Cm.
Kondisi serupa terlihat pada kawasan pemukiman warga di Kecamatan Sangata Utara dan Sangata Selatan. Hingga pukul 18.00 Wita, kawasan pemukiman warga masih terendam air cukup tinggi dan belum ada tanda-tanda akan surut.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur sampai kini belum menerima laporan adanya korban jiwa akibat musibah yang terjadi karena meluapnya Sungai Sangata dan Sungai Bangalon itu.
Musibah tersebut hanya menimbulkan kerugian cukup besar bagi warga karena rusaknya tanam tumbuh serta menghambat aktivitas warga di daerah berpenduduk sekitar 170.000 jiwa itu.
Warga terlihat enggan mengungsi meskipun pihak pihak DPRD yang mengunjungi kawasan itu menawarkan evakuasi jika warga memang menghendakinya.
Sebagian warga mengaku tetap bertahan di rumahnya masing-masing dengan alasan menjaga harga bendanya. Sebagian mereka akhirnya bertahan di loteng rumah masing-masing.
Mereka juga mengaku bahwa musibah banjir bukan masalah baru di kawasan itu, persoalannya banjir yang terjadi beberapa tahun terakhir kian meluas serta lebih sering terjadi.
Wakil Ketua DPRD Kutim, Mahyunadi langsung terjun ke lokasi banjir untuk melihat kondisi warga dan sekaligus menyerahkan bantuan mie instan sebanyak 700 dos.
"Saya baru bisa membawakan mie instan pak, mudah-mudahan berbagai pihak segera menyalurkan," kata DPD Partai Golkar Kutai Timur itu kepada salah satu warga Silpaduta, yakni kawasan terparah, terlihat pada jalan umum ketinggian air sudah mencapai leher orang dewasa.
Mahyunadi meninjau empat lokasi banjir yang paling parah di kawasan itu, masing-masing Dusun Sendawar, Dusun Marga Rukun dan Dusun masabang. Kawasan lain yang terparah adalah Teluk Lingga dan Rudina.
Sebelumnya, Bupati Kutai Timur, Isran Noor juga langsung meninjau lokasi musibah serta menyerahkan ribuan bungkus mie instan, serta menginstruksikan kepada dinas terkait, yakni Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk segera mengambil tindakan yang dibutuhkan dalam membantu para korban banjir.
Posko Kosong
Sebuah Posko Penanganan Banjir di Sangatta tampak lengang karena ternyata hanya ada tenda dan belum ada perlengkapan lain, padahal menurut warga lokasi yang bebas banjir itu akan dijadikan tempat dapur umum serta penyediaan bantuan obat-obatan.
"Kami berharap agar Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan segera menyiapkan tempat penampungan, dapur umum, obat-obatan serta tenaga medis, mengingat banjir terus meluas," kata salah seorang korban banjir yang kecewa saat mengunjungi Posko tersebut.
Kadis Sosial Kutim Mugeni membantah bahwa pihaknya lamban dalam menangani korban banjir.
"Pukul 07.30 Wita, kami sudah memberikan bantuan mie instan, masing-masing untuk korban di Kecamatan Sangata Selatan sebanyak 2.750 bungkus dan di Kecamatan Sangata Utara sebanyak 2.050 bungkus," katanya.
"Memang Posko tampak kosong karena kami nilai bahwa untuk menyalurkan bantuan ke Posko kurang efektif. Kalau ke Posko berarti kita meminta warga yang datang padahal mereka terkena musibah, lebih efektif kita salurkan langsung ke lokasi musibah," papar dia.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010