"Saya selalu bilang sekarang ini untuk menggerakan semua usaha apakah itu "home industri" atau industri kerajinan yang dibuat melalui pabrikasi," katanya di Tanjung Pandan, Jumat.
Ia mencontohkan, negara Thaliand yang merupakan eksportir terbesar produk cinderemata hampir ke seluruh negara di dunia berhasil meraup keuntungan besar dari kegiatan tersebut.
Baca juga: Sempat terhenti, kini kerajinan mendong Tasikmalaya mulai ekspor ke AS
"Thailand mendapatkan nilainya sekitar USD 6 miliar - 8 miliar hanya dari ekspor cinderamata saja yang dilakukan hampir ke seluruh dunia," ujarnya.
Selain itu, lanjut Suharso, Belitung juga dapat mencontoh Bali yang telah melakukan ekspor cinderamata dari daerahnya termasuk kursi dan ukiran kayu hingga ke Melbroune, Australia.
"Jadi mereka pengrajin sudah punya kontak-kontak dengan negara pengumpul kalau dulu hanya cinderamata tetapi sekarang kursi-kursi dan mebel kayu juga diekspor," katanya.
Baca juga: IKM kerajinan nasional dipacu masuk rantai pasok global
Dikatakan dia, kondisi ini menyebabkan tidak ketergantungan dengan dengan ketergantungan turis untuk datang tetapi sudah mempunyai pasar tersendiri.
"Orang sudah tidak datang tapi diekspor dan turis sudah memesan sesuatu yang menjadi daya tarik mereka," ujarnya.
Untuk dirinya mendorong agar Belitung dapat mengembangkan kegiatan tersebut membuat cinderamata apakah dari bahan kerang, bebatuan bahkan sisa timah.
"Jadi silahkan bisa dicari kemudian untuk dieksplor," katanya.
Pewarta: Kasmono
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020