Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Malang menyiapkan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk operasional laboratorium polymerase chain reaction (PCR), yang dipergunakan untuk mendeteksi material genetik virus Corona atau COVID-19.
Sekretaris Daerah Kota Malang Wasto mengatakan bahwa anggaran operasional mesin PCR yang ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang tersebut, bersumber dari alokasi Belanja Tidak Tetap (BTT), pada APBD Perubahan Tahun 2020.
"Belum difungsikan (mesin PCR). Saat ini kami telah menganggarkan Rp4 miliar yang diambil dari alokasi Belanja Tidak Terduga," kata Wasto, di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat.
Mesin PCR tersebut merupakan bantuan dari pihak swasta untuk Pemerintah Kota Malang, yang diberikan pada awal Agustus 2020. Untuk mengoperasikan mesin tersebut, diperlukan sarana pendukung dan tenaga medis.
Baca juga: Dua pasien positif COVID-19 lari dari Sorong diamankan di Malang
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kota Malang capai 1.029 orang
Menurut Wasto, salah satu hal yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin PCR tersebut adalah keberadaan tenaga analis kesehatan sebanyak empat orang, untuk membaca hasil tes usap tersebut.
"Harus ada pendukungnya, diantaranya renovasi ruangan laboratorium, tenaga analis, pelatihan analis, dan sarana lain yang mendukung pengoperasian mesin PCR," kata Wasto.
Dia menjelaskan keberadaan laboratorium mesin PCR sangat mendesak untuk segera dioperasikan. Dengan adanya percepatan hasil tes usap tersebut, diharapkan penanganan COVID-19 bisa semakin cepat.
Sebagai catatan, di wilayah Kota Malang, saat ini terdapat tiga laboratorium yang memiliki mesin PCR, yang ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Malang, Rumah Sakit Lavalette, dan Rumah Sakit Universitas Brawijaya.
Dengan adanya tambahan satu unit mesin di RSUD Kota Malang tersebut, diharapkan bisa mempercepat hasil tes usap. Dengan hasil yang dikeluarkan lebih cepat, maka langkah penanganan juga akan lebih baik.
Pemerintah Kota Malang akan memperkuat proses pelacakan, tes usap, dan perawatan untuk mengendalikan penyebaran virus Corona. Kecepatan data pasien konfirmasi positif, diperlukan untuk pengambilan langkah pengendalian penyebaran COVID-19.
Hingga saat ini, di Kota Malang terdapat 1.334 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total kasus konfirmasi positif tersebut, sebanyak 109 orang dinyatakan meninggal dunia, 878 orang dinyatakan sembuh, dan sisanya masih menjalani perawatan.*
Baca juga: Polisi peringatkan warga tidak ambil paksa jenazah pasien COVID-19
Baca juga: Pemkot Malang minta RS percepat penanganan jenazah pasien COVID-19
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020