Kupang (ANTARA) - Kapolda NTT Irjen Pol Hamidin, menyatakan, toleransi dan kerukanan umat beragama di Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah sangat kuat dan ia berpesan agar hal ini tetap dijaga untuk mencegah masuknya paham-paham radikalisme.
"Kalau berbicara soal radikalisme di sini (NTT, red) kita sudah petakan secara baik dan sudah kerja sama dengan Densus 88. Dan sejauh ini memang kerukunan umat beragama di sini sangat bagus, oleh karena itu perlu dijaga dengan baik," katanya, kepada wartawan di Kupang, Jumat.
Hal ini dia sampaikan berkaitan dengan pesan dan kesannya selama 11 bulan satu hari menjabat sebagai kepala Polda NTT salah satunya terkait masalah radikalisme di daerah itu.
Ia mengatakan, dia selalu selalu memantau pergerakan radikalisme di daerah itu. Beberapa kejadian berkaitan dengan radikalisme sempat muncul namun berhasil ditanggani.
Jenderal berbintang dua itu mengatakan, walaupun provinsi NTT hidup dalam keadaan yang kondusif namun bukan berarti paham radikalisme itu tidak ada di NTT.
"Bagi saya sendiri paham radikalisme itu akan tetap ada. Nach bagaimana sekarang kita mencegahnya agar tidak timbul," tutur dia.
Ia juga menambahkan, ada tiga komponen penting yang dimanfaatkan untuk mereduksi radikalisme di Indonesia khususnya di NTT ini .
Tiga komponen penting yang sering dimanfaatkan itu antara lain ulama dan pakar komunikasi. Namun ujar dia ulama juga tidak semuanya karena harus ulama yang benar-benar peduli dengan keutuhan NKRI.
Kemudian yang kedua adalah insider atau orang-orang dalam yang sudah dilakukan pendekatan tentu saja mereka yang sudah pro dengan NKRI itu sendiri.
"Lalu yang ketiga adalah komunikasi dengan aparat. Artinya aparat harus sering melakukan komunikasi dengan masyarakat untuk menangkal berbagai paham-paham radikalisme itu sendiri," ujar dia.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020