Banjarmasin (ANTARA) - Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Nico Afinta menggaungkan program "Bebaskan Banua dari Narkoba" melalui kerja sama yang solid antarinstansi di bawah arahan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

"Jadi ini menjadi komitmen kami untuk menekan semaksimal mungkin peredaran narkoba di daerah ini. Pak gubernur pun sangat mendukung," kata Nico di Banjarmasin, Jumat.

Baca juga: Polda Kalsel tangkap dua orang bawa ratusan kilogram sabu-sabu

Menurut dia, pemberantasan narkoba tidak bisa hanya mengandalkan aparat dalam hal ini Polri dan BNN saja. Namun, sektor lain juga punya peran penting mendukungnya.

"Dalam beberapa pengungkapan besar, teman-teman Bea Cukai kerap membantu. Ini yang saya maksud dukungan sektor lain. Begitu juga TNI, sering berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba di wilayah perbatasan negara. Peran serta inilah yang coba kami dorong terus agar maksimal hasilnya," kata jenderal bintang dua itu.

Baca juga: Polda Kalsel cetak rekor terbesar sita 300 kg sabu-sabu

Nico mengatakan, Kalimantan Selatan menjadi sasaran jaringan internasional dalam peredaran narkoba kelas kakap. Hal itu terbukti dari dua pengungkapan besar terakhir yaitu 208 kilogram sabu-sabu dan 300 kilogram sabu-sabu.

"Ini fakta dan harus jadi peringatan bagi kita semua. Kalau kita kendur, jaringan ini terus berupaya dengan beragam modusnya memasukkan barang ke Kalsel," katanya.

Baca juga: Kapolda Kalsel: 200 kilogram sabu-sabu jaringan Malaysia

Kapolda mengakui Kalsel bukan hanya wilayah pemasaran namun juga dijadikan transit hingga gudang penyimpanan sementara narkoba sebelum disebar lagi ke provinsi lain bahkan ke Pulau Jawa.

"Alur yang kami ungkap seperti itu. Barang masuk dari Malaysia dengan tujuan Banjarmasin melalui jalur darat. Kemudian jika mereka berhasil, maka sebagian disebar lagi dengan jumlah yang sudah dipecah-pecah," kata Nico.

Pewarta: Firman
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020