Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan kemiskinan di Sumatra Barat akan meningkat menjadi 10,8 persen pada 2010 atau lebih tinggi dari proyeksi awal 9,3 persen.
"Dampak langsung gempa terhadap pekerjaan dan penghasilan menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan menjadi 10,8 persen dengan kenaikan sebanyak 1,5 persen pada 2010," demikian laporan penilaian, kerugian dan kebutuhan awal Bappenas, Kamis.
Laporan tersebut menyatakan, pada 2007 penduduk miskin Sumbar mencapai 11,9 persen, kemudian turun menjadi 9,5 persen pada 2009 dan diperkirakan turun kembali menjadi 9,3 persen pada 2010.
Peningkatan kemiskinan diakibatkan oleh dua faktor, yaitu pertumbuhan perkapita yang lebih rendah setelah gempa sehingga mengurangi konsumsi riil banyak rumah tangga.
"Walaupun hanya 10 persen rumah tangga di Sumatra Barat yang berada dalam kemiskinan sebelum gempa, lebih banyak lagi rumah tangga yang hidup tak jauh di atas standar tersebut," katanya.
Faktor kedua, pekerjaan yang hilang karena gempa. Bappenas memperkirakan 1,7 persen pekerja kehilangan lapangan pekerjaan akibat gempa sehingga penghasilan mereka terkikis.
Pada awal Gempa, lapangan pekerjaan yang hilang menurut hitungan Bappenas mencapai 41 ribu pekerjaan atau sekitar 2,1 persen sebelum gempa. Lapangan pekerjaan yang paling terpengaruh adalah sektor pariwisata dengan perkiraan awal 19 ribu pekerjaan.
"Besarnya kehilangan penghasilan dapat membawa banyak rumah tangga ini ke bawah garis kemiskinan," katanya.
Bappenas juga memperkirakan pada 2009, pertumbuhan ekonomi Sumbar akan tertekan 2 hingga 2,5 persen dari perkiraan semula.
Sedangkan pada 2010, upaya pemulihan dan rekosntruksi diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 2,9 persen.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010