Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi naik 15 poin namun posisinya masih di atas angka Rp9.300 per dolar, karena masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar untuk menahan lajunya tekanan pasar terhadap rupiah.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp9.315-Rp9325 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.328-Rp9.338.
Kepala Divisi Keuangan PT Bank NISP Tbk, Suriyanto Chang di Jakarta, Kamis mengatakan, pelaku pasar sebenarnya ingin membeli dolar, menyusul menguatnya mata uang asing di pasar regional.
Dolar terhadap euro menguat, akibat memuncaknya kekhawatiran tentang ekonomi Eropa. Dolar juga mendapatkan dorongan dari pengetatan kredit China, kata Suriyanto Chang.
Mata uang tunggal Eropa berpindah tangan pada 1,4092 dolar dibandingkan 1,4291 dolar.
Faktor utama kenaikan rupiah, menurut dia, karena BI masuk pasar dengan melepas cadangan devisanya untuk membeli dolar, sehingga memicu rupiah menguat.
"Kami memperkirakan, rupiah pada sore nanti masih sulit untuk bisa bergerak naik, karena tekanan pasar makin menguat," katanya.
Menurut dia, rupiah sepanjang pekan ini diperkirakan akan berkisar Rp9.250 sampai Rp9.370. Apabila mendekati angka Rp9.400 per dolar, kemungkinan BI akan kembali melakukan aksi dengan dana cadangan yang dimiliki.
Rupiah masih akan tertekan oleh pasar, karena pelaku khawatir dengan pengetatan kredit yang dilakukan negara tirai bambu itu, ucapnya.
Pengetatan kredit China, lanjut dia sebenarnya pengaruh tidak besar, hanya efek psikologis saja dari diterapkannya pengetatan kredit tersebut. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010