New York (ANTARA News) - Satu minggu sudah Pierre-Louis Ronny, seorang pekerja telekomunikasi asal Haiti, tertimbun di bawah reruntuhan gedung tempatnya bekerja ketika gempa hebat mengguncang Port au Prince Selasa (12/1) lalu dan merubuhkan gedung itu.
Harapan cemas dalam penantian bagi Ronny tidak berkepanjangan karena ia akhirnya dapat diselamatkan, tepat satu minggu setelah reruntuhan akibat gempa 7 Skala Richter menguburnya --dan bukan tak mungkin dapat membunuhnya.
Menurut keterangan Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Rabu, adalah seorang juru foto PBB bernama Logan Abassi yang secara tidak sengaja menemukan Ronny.
Selama berada di Haiti, juru foto itu bekerja untuk Misi Stabilisasi PBB (MINUSTAH).
Logan Abassi pada Selasa sedang berkeliling di Port au Prince untuk memotret keadaan di ibukota Haiti itu yang sedang mengalami penjarahan oleh warga setempat.
Abassi berkeliling ke jalan-jalan dengan mengikuti para polisi yang sedang berusaha mengamankan situasi --antara lain dengan melakukan tembakan ke udara untuk membubarkan kelompok warga yang sedang menjarah sebuah toko.
Saat itulah Abassi melewati reruntuhan gedung telekomunikasi dan melihat sesuatu bergerak di antara reruntuhan.
Abassi kemudian mendengar suara dan melihat sebuah tangan yang terjepit di antara reruntuhan.
Sosok yang terjepit itu kemudian diketahui sebagai Pierre-Louis Ronny, pekerja telekomunikasi yang berusia 43 tahun.
Kepada Abassi yang menemukannya, Ronny mengatakan ia sangat lapar dan haus.
Selain langsung memberi air kepada Ronny, Abessi juga memberi tanda kepada dua truk yang membawa tim SAR Rusia yang sedang berada di jalan tentang penemuannya.
Ronny, yang mengaku sedang bekerja di lantai kedua ketika gempa mengguncang Selasa lalu, akhirnya berhasil dikeluarkan dari reruntuhan dan mendapatkan pertolongan pertama dari seorang dokter Rusia.
Tak lama setelah diselamatkan, Ronny akhirnya juga dapat melakukan pembicaraan telepon dengan isterinya untuk mengabarkan bahwa dirinya selamat.
Ronny sendiri kemudian dibawa ke rumah sakit dan kemungkinan ia harus kehilangan tangannya melalui amputasi.
Seminggu setelah gempa, dilaporkan sudah 75.000 jenazah ditemukan dari reruntuhan oleh tim-tim SAR, namun jumlah korban tewas dikhawatirkan akan mencapai 200.000 orang. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010