"Kita tunggu laporan dari kapal-kapal pencari. Kalau memang tidak ada lagi jenasah yang ditemukan, operasi pencarian akan dihentikan," kata Koordinator Misi Pencarian AL, Kolonel Laut Jaka Santosa di Pare-Pare, Sabtu.
Meski demikian, kata Jaka Santosa, penghentian pencarian tetap menjadi kewenangan Basarnas Makassar, pihak AL hanya akan memberikan laporan dan masukan situasi terakhir sebagai bahan pertimbangan.
Sesuai laporan Komandan Lantamal VI Makassar, Laksamana Pertama. Ignatius Dadiek Surarto kepada Menteri Perhubungan Jusman Syafii Jamal beberapa waktu lalu, sesuai prosedur tetap pencarian korban dilakukan selama tujuh hari dan berakhir hari ini.
Untuk sementara, katanya, operasi dilanjutkan terus, baik secara aktif maupun pasif. Pihaknya terus menunggu laporan dari unit-unit kapal yang sedang patroli dan menyiagakan sejumlah personel di Pelabuhan Cappa Ujung pare-Pare.
"Hingga siang ini pencarian masih nihil. Kami cuma mendapatkan laporan bahwa ombak sudah mulai besar sehingga kapal-kapal kecil diperintahkan kembali ke posko," katanya.
Dikatakannya, seandainya oparasi dihentikan, pihak tim pencari dari AL akan melakukan pencarian pasif atau siaga di posko dan baru melaksanakan pencarian jika ada laporan yang masuk.
Koordinator Misi Pencarian AL akan berkoordinasi dengan pihak Armada Timur (Armatim) agar kapal-kapal besar milik AL bisa dipertahankan di Pare-Pare.
Sementara Humas Basarnas Makassar Dewi Meliana mengatakan, belum mendapat konfirmasi dari Basarnas pusat tentang keputusan penghentian pencarian korban.
Menurutnya, selama belum mendapat instruksi, pihaknya masih tetap berupaya melakukan pencarian.
Bahkan, Posko Basarnas Makassar telah dipindahkan dari Kota Pare-Pare ke Kabupaten Barru agar pencarian lebih efektif, sebab rata-rata jenasah ditemukan di perairan Kabupaten Barru.
Hingga hari ini, ratusan korban KM Teratai Prima yang tenggelam Minggu (11/1) lalu, belum dtemukan.
Berdasar manives pelayaran, tercatat 250 penumpang yang ikut pelayaran KM Teratai Prima dari Pare-Pare, Sulawesi Selatan, menuju Samarinda, Kalimantan Timur. Diperkirakan penumpang melebihi jumlah yang ada di daftar manives.
Hingga Sabtu ini, baru 42 korban yang ditemukan, depalan di antaranya meninggal dunia dan 34 orang selamat.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009