Washington (ANTARA News/Reuters) - Para penakluk yang menyebarkan benih mereka di seluruh Eropa pada jaman dulu adalah petani makmur yang mengimpor keterampilan mereka dari Timur Tengah, kata beberapa peneliti pekan ini.

Satu studi mengenai kromosom Y --yang dengan peluang sangat kecil diwariskan dari ayah ke anak-- menunjukkan bahwa para pria Eropa adalah keturunan dari penduduk yang berpindah ke Eropa 10.000 tahun lalu dari Segi Tiga Subur" --yang membentang dari Mesir ke seluruh Timur Tengah sampai Irak saat ini.

"Barangkali, saat itu, tampaknya lebih menarik untuk menjadi petani," kara Dr. Patricia Balaresque dari Univesity of Leicester, Inggris, dalam satu pernyataan.

Para peneliti tersebut mempelajari DNA dari 2.574 orang dari seluruh Eropa, dan melaporkan di jurnal Public Library of Science, PLoS Biology, yang tersedia dengan alamat http://www.plosbiology.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pbio.1000285.

Karena kromosom Y berubah sangat sedikit dari satu generasi ke generasi berikutnya, maka semua perubahan dapat dicatat dengan mengukut mutasi genetika secara acak.

"Jam molekul" itu memberi gambaran mengenai penyebaran genetika di seluruh Eropa dari Timur Tengah, tempat pertanian berasal.

"Kami memusatkan perhatian pada garis keturunan kromosom Y yang paling umum di Eropa, yang dibawa oleh sebanyak 110 juta pria," kata Balaresque.

"Itu mengikuti satu alur dari tenggara ke barat-laut, dan mencapai hampir 100 persen frekuensi di Irlandia. Kami meneliti bagaimana garis keturunan terbagi, seberapa beragam garis tersebut di berbagai tempat yang berbeda di Eropa, dan seberapa tua garis itu," katanya.

Lebih dari 80 persen kromosom Y Eropa tampaknya telah bersumber dari Timur Tengah.

Beberapa studi terpisah mengenai DNA mitochondrial, yang diwarisi nyaris tak tersentuh dari ibu ke anak perempuan, menunjukkan kebanyakan perempuan adalah keturunan dari para pemburu yang mendominasi Eropa selatan setelah Jaman Es.

Satu studi yang disiarkan pada 2003 mendapati bahwa 1 dari 12 pria di Asdia membawa satu versi kromosom Y yang berasal dari Mongolia hampir 1.000 tahun lalu --dan beberapa peneliti mengatakan kromosom tersebut tampaknya disebarkan oleh penggembala Mongol yang melakukan penaklukan.

Temuan itu menunjukkan suatu pencampuran yang menarik yang berlangsung di Eropa pada jaman awal dan patut mendapat penelitian genetika lebih lanjut, kata Balaresque.

"Buat kami, ini menunjukkan keuntungan reproduksi bagi pria petani dibandingkan dengan pria pemburu dari suku asli selama peralihan dari perburuan dan pertemuan, ke pertanian," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010