Rangkasbitung (ANTARA News) - Harga beras naik selama beberapa hari terakhir ini mengakibatkan warga miskin Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, panik karena khawatir mereka tidak mampu membelinya.
"Saya sangat berharap harga beras itu tidak naik karena kemampuan ekonomi keluarga hanya pas-pasan," kata Uding (55) warga Cimanggu Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangksbitung Kabupaten Lebak, Rabu.
Uding mengatakan, pihaknya hingga kini merasa bingung menyusul naiknya harga kebutuhan beras, karena sehari-hari sebagai pengrajin atap ilalang dengan pendapatan Rp10.000 per hari.
Saat ini, harga beras IR 64 di warung milik tetangganya sudah mencapai Rp11.000 untuk dua liter.
"Dengan harga sebesar itu tentu kami sangat terpukul karena tidak sebanding dengan penghasilan," katanya.
Dia mengatakan, selama terjadi kenaikan beras dirinya saat ini hanya mampu membeli beras sebanyak satu liter dengan harga Rp5.500 untuk kebutuhan makan keluarga yang terdiri dari tiga anak dan seorang isteri.
Sebelum terjadi kenaikan, kata dia, dirinya mampu membeli beras sebanyak dua liter dengan harga Rp8.000.
Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah bisa mengendalikan harga beras karena khawatir warga yang berpenghasilan rendah tidak mampu membeli beras di pasaran.
"Kami sendiri merasa panik setelah membeli beras di warung tetangga terjadi kenaikan sekitar Rp500 per liter," kata Uding saat ditemui di rumahnya yang terbuat dari bambu kondisinya hampir roboh.
Halimah (55) seorang janda miskin warga Kebon cau, Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya merasa bingung karena harga-harga bahan pokok terus naik sehingga khawatir tak mampu membelinya.
Apalagi, dirinya sehari-hari sebagai pengrajin sapu lidi dengan pendapatan uang Rp30 ribu per minggu.
Pendapatan sebanyak itu, lanjut dia, dirinya tentu terkadang kesulitan untuk membeli beras.
"Selama ini keluarga kami masih bisa makan karena jika tidak punya uang mengutang dulu ke warung tetangga. Tetapi, jika harga beras naik kami sangat berat," katanya.
Halimah mengaku dirinya merasa terbantu dengan adanya penyaluran beras untuk orang miskin (raskin) yang setiap bulan mendapat jatah sebanyak 10 kilogram dengan harga Rp16.000.
"Saya berharap raskin itu ditambah menjadi 15 kilogram," katanya.
Sementara itu, sejumlah ibu rumah tangga di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengeluhkan kenaikan harga beras di pasaran sehingga uang belanja harian terpaksa harus ditambah.
"Saat ini kami menambah uang belanja harian sebesar Rp10.000 per hari," kata Tien (48) seorang ibu rumah tangga warga Pasir Kongsen Rangkasbitung.
Menurut dia, saat ini selain beras naik juga kebutuhan pokok lainnya seperti minyak goreng, gula pasir, telur, dan terigu.
Saat ini, harga minyak goreng mencapai Rp9.000 per liter dari Rp8.000 per liter, gula pasir Rp11.000 per kilogram dari sebelumnya Rp8.000 pe kilogram.
Sedangkan, harga telur sudah dua hari ini naik semula Rp12.000 per kilogram kini naik menjadi Rp12.500 per kilogram.
Pedagang beras di Pasar Rangkasbitung mulai menaikkan harga beras berbagai jenis semula harga beras jenis super Rp5.800 per kilogram kini naik menjadi Rp7.000 per kilogram, beras kelas menengah naik dari Rp5.400 menjadi Rp6.400 per kilogram.
Harga beras jenis IR III yang banyak dikonsumsi masyarakat berpenghasilan rendah naik dari Rp4.500 per kilogram menjadi Rp6.000 per kilogram.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010