London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah dunia melemah pada Rabu waktu setempat, karena meredanya cengkraman cuaca dingin di belahan bumi utara diperkirakan mengurangi permintaan untuk bahan bakar pemanas, kata para pedagang.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret turun 1,68 sen menjadi 75,95 dolar per barel di perdagangan sore di London.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman Februari, merosot 1,86 dolar menjadi 77,16 dolar per barel.
Minyak mentah berjangka telah pulih Selasa setelah lima sesi berturut-turut turun, karena kartel minyak OPEC memproyeksikan pertumbuhan moderat permintaan minyak mentah dunia tahun ini.
"Minyak sedang mundur kembali dan itu bagian dari volatilitas," kata Victor Shum, seorang analis di konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.
"Cuaca dingin berakhir di belahan bumi utara," katanya.
Dia menambahkan bahwa laporan pemerintah yang akan datang tentang stok energi AS diperkirakan menunjukkan peningkatan, yang akan mengindikasikan melemahnya permintaan.
Laporan persediaan akan dirilis pada Kamis, satu hari kemudian daripada biasanya karena hari libur bank AS pada Senin.
"Data inventaris AS ... mungkin menunjukkan bahwa permintaan untuk minyak dan produk minyak di negara konsumen minyak terbesar dunia terus melemah," tambah Carsten Fritsch analis Commerzbank dalam sebuah catatannya.
Sebuah penguatan greenback juga menekan harga karena membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang memegang mata uang lemah.
Euro jatuh di bawah 1,42 dolar pada Rabu karena memuncaknya kekhawatiran tentang prospek untuk ekonomi Eropa menyusul melemahnya data Jerman dan buruknya fiskal Yunani, kata para dealer.
Mata uang tunggal Eropa merosot serendah 1,4127 dolar, yang titik terendah sejak 19 Agustus.
Di tempat lain minggu ini, pada Kamis, pelaku pasar akan mencernadata pertumbuhan ekonomi di China, yang merupakan terbesar kedua di dunia negara konsumen energi setelah Amerika Serikat.
"Kami terus melihat konsolidasikan pasar di atas atas 76,50 dolar menjelang angka inventaris AS besok dan beberapa makro yang dirilis menjelang akhir pekan ini," kata analis komoditas VTB Capital Andrey Kryuchenkov.
"Pasar masih mencari dasar, sementara keseluruhan sentimen berbalik sedikit negatif dengan berkurangnya gigitan cuaca dingin di belahan bumi utara," ia mengatakan.
Para produsen minyak OPEC mengatakan Selasa kartel dalam Januari melaporkan bahwa permintaan minyak dunia pada 2010 ini diperkirakan tumbuh 0,8 juta barel per hari (bph) dengan rata-rata 85,1 juta barel per hari.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, yang berkantor pusat di Wina, memompa sekitar 40 persen dari pasokan minyak dunia. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010