Washington (ANTARA News/Reuters) - Gempa susulan berkekuatan 6,1 pada skala Richter mengguncang Haiti, Rabu, delapan hari sesudah gempa lebih kuat menghancurkan negara Karibia itu, kata Survai Geologi Amerika Serikat (USGS).
Belum ada laporan tentang kerusakan atau korban akibat gempa pada Rabu tersebut, yang USGS katakan terjadi pada pukul 11.03 GMT (18.03 WIB) dan berpusat di 42 kilometer barat-baratlaut Jacmel.
Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat sebelumnya di Haiti itu diperkirakan mencapai 50.000 hingga 100.000 orang, kata Badan Kesehatan Amerika Raya (PAHO) pada pekan lalu.
"Berbagai sumber memperkirakan jumlahnya antara 50.000 hingga 100.000," kata Jon Andrus dari PAHO, lengan Badan Kesehatan Dunia di benua Amerika, pada jumpa pers.
Palang Merah Dunia sebelumnya menyatakan jumlah kematian akibat gempa itu bisa mencapai 45.000 hingga 50.000 orang dan tiga juta orang luka atau kehilangan tempat tinggal.
Di ibukota Haiti, yang hancur akibat gempa tersebut, mayat terlihat di bawah puing, bergeletakan di sisi jalan atau menumpuk di kendaraan.
Itu merupakan gempa paling kuat mengguncang Haiti dalam lebih dari 200 tahun, yang merobohkan istana presiden serta rumah perbukitan dan membuat negara berpenduduk sembilan juta orang tersebut meminta bantuan dunia.
Gempa itu berkekuatan 7,0 pada skala Richter dan pusatnya hanya 16 kilometer dari Port-au-Prince, ibukota Haiti.
Sekitar empat juta orang tinggal di kota itu dan daerah sekitarnya dan banyak penduduk tidur di luar rumah di tanah, jauh dari dinding bangunan, yang melemah, sementara gempa susulan berkekuatan 5,9 mengguncang kota itu sepanjang malam hingga esoknya.
Beberapa dokter Peru melakukan 80 pembedahan sehari di rumah sakit di dekat perbatasan antara Haiti, yang diguncang gempa, dengan Republik Dominika, kata pernyataan Kementerian Kesehatan Peru pada Selasa.
Beberapa dokter Peru, bersama dengan mitra mereka dari Jepang, Puerto Rico dan Republik Dominika, bekerja di rumah sakit El Buen Samaritano di kota Jimani.
Di rumah sakit, dokter asing menangani antara 300 hingga 320 pasien setiap hari dan 80 persen bedah itu adalah amputasi, kata kementerian tersebut.
Peru mengirim 18 dokter untuk bekerja sama dalam kegiatan bantuan kemanusiaan di Haiti. Petugas pertolongan dan dokter Peru tiba di Haiti dengan pesawat pertama berisi bantuan kemanusiaan.
Korea Selatan kemungkinan mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Haiti menyusul permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pekan ini akan peningkatan bantuan ke negara itu, kata pejabat pemerintah pada Selasa.
Pengiriman pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat dilakukan dengan cepat sesudah pemerintah membuat keputusan, karena langkah itu tidak memerlukan persetujuan Majelis Nasional, tidak seperti pengiriman tentara ke medan perang atau sengketa.
Tindakan itu dilakukan satu hari setelah Kementerian Luar Negeri Seoul menyatakan Korea Selatan akan memberikan tambahan sembilan juta dolar Amerika Serikat ke Haiti sebagai bantuan pertolongan darurat.
Negara itu telah memberikan bantuan senilai satu juta dolar Amerika Serikat dalam bentuk pasokan, pelayanan kesehatan dan bantuan pada upaya pencarian dan pertolongan di Haiti dengan pengiriman pasokan pertamanya dijadwalkan tiba pada Rabu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010