Jadi sebenernya kita tahu sudah mau dirobohin. Sudah dari dua minggu lalu

Jakarta (ANTARA) - Gedung yang ambruk di Jalan Kyai Caringin, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, merupakan bangunan perkantoran tua yang akan dijadikan hotel.

"Iya jadi ini mereka katanya dirobohin mau dijadiin hotel sama kontraktornya," kata Johan, salah satu warga yang tinggal di sebelah ruko itu di Jalan Kyai Caringin Nomor 2A-B itu, Kamis.

Johan mengatakan bangunan ini sudah mulai dirobohkan dari dalam dengan alat berat sejak dua minggu yang lalu.

"Jadi sebenernya kita tahu sudah mau dirobohin. Sudah dari dua minggu lalu," kata Johan.

Namun ia terkejut begitu tahu, tiba-tiba bangunan itu ambruk menimpa jalan dan tiang listrik serta kabel utilitas yang ada di Jalan Kyai Caringin dari Harmoni mengarah ke Tomang.

"Saya kaget itu tiba-tiba ambruk. Kaget saya juga. Ini bahkan tadi rumah lagi masak langsung kaget karena ada debu masuk ke rumah," ujar pria yang baru tinggal satu tahun di kawasan Cideng itu.

Baca juga: Rute TransJakarta Harmoni-Grogol dialihkan imbas bangunan ambruk
Baca juga: Kabel listrik dipotong imbas ruko ambruk di Kyai Caringin Cideng

Camat Gambir Fauzi mengatakan pihaknya akan menjadikan masalah ini sebagai bahan evaluasi dan akan disampaikan kepada Suku Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) Jakarta Pusat.

"Pemerintah lewat Satpel Citata kecamatan kejadian ini akan dijadikan laporan, untuk diambil langkah-langkah tindakan sesuai ketentuan yang berlaku," ujar Fauzi.

Sebuah bangunan empat lantai di Jalan Kyai Caringin, Cideng, Tanah Abang, ambruk dan menutupi jalan. Saat ini polisi melakukan penutupan jalur kendaraan.

Bangunan itu ambruk menutup akses jalan pada pukul 15.00 WIB. Seorang saksi mata, Betty, warga yang tinggal di dekat Ruko Nomor 2A-B mengatakan ambruknya bangunan itu begitu cepat.

Kendaraan pun sempat dialihkan ke jalur busway karena ambruknya bangunan itu.
Baca juga: Ruko ambruk, arus lalu lintas dialihkan ke jalur TransJakarta
Baca juga: Bangunan empat lantai di Jakarta Pusat ambruk

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020