Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Abubakar, Rabu, menyatakan sinergi antar perusahaan milik negara menjadi salah satu satu cara untuk menghadapi ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA).

"Sinergi BUMN merupakan senjata penting menghadapi ACFTA dalam mendorong efisiensi dan daya saing perusahaan," kata Mustafa saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI di Jakarta, Rabu.

Menurut Mustafa, kerjasama saling memanfaatkan potensi produk dan jasa antarBUMN akan mengoptimalikan sumberdaya perusahaan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan usaha.

Sinergi BUMN meliputi sektor perbankan dan keuangan, konstruksi, farmasi, perkebunan, dan telekomunikasi.

Di sektor perkebunan, akan dibangun pabrik biodiesel antara PTPN III, PTPN IV, PTPN V, Pertamina) dan embangkit Listrik Tenaga Biomassa Sawit yang merupakan kerjasama antara PTPN dan PT PLN.

Lalu mendirikan pabrik pupuk NPK antara PT Pupuk Kalimantan Timur dengan PTPN IV dan PTPN V, sedangkan layanan perbankan meliputi jasa remitansi antara PT Pos dan Bank Mandiri.

Selanjutnya, sinergi PLN dan PGN untuk penyaluran gas bumi dari terminal regasifikasi LNG untuk memenuhi kebutuhan pusat listrik di wilayah Sumatera Utara.

"Sinergi juga sudah berlangsung antara PT Telkom dengan Bank BUMN, BUMN Asuransi," kata Mustafa.

ACFTA, demikian Mustafa, sesungguhnya membuak peluang besar kepada BUMN untuk mengembangkan bisnis di China meningat potensi pasar yang besar dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010