Kepala BP Migas, Priyono, di Jakarta, Selasa, mengatakan, lima proyek tersebut akan menghasilkan minyak sebesar 25 ribu barel per hari, gas 745 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dan elpiji enam ribu barel per hari.
"Proyek ini akan semakin menambah penerimaan negara," katanya.
Kelima proyek itu adalah Tunu Phase 11 dan Phase 12 milik kontraktor Total E&P Indonesie di Delta Mahakam, Kalimantan Timur.
Kedua proyek tersebut diproyeksikan memproduksi gas sebesar 630 MMSCFD dengan rencana investasi 663 juta dolar AS.
Proyek lainnya adalah Seturian Surface Facilities di Kalimantan Timur yang dikelola Chevron Indonesia Company dengan desain produksi gas sebesar 35 MMSCFD dan investasi 22,2 juta dolar AS.
Selanjutnya, proyek Oyong Phase 2 milik Santos di Selat Madura dan Pasuruan, Jawa Timur juga mulai berproduksi.
Dengan rencana investasi 58 juta dolar AS, Santos diproyeksikan berproduksi gas 80 MMSCFD.
Terakhir, proyek Oil Treating Facilities dan LNG Facilities yang dikelola Hess di Gresik, Jawa Timur senilai 165,7 juta dolar AS dengan rencana produksi minyak 25 ribu barel per hari dan elpiji enam ribu barel per hari.
Ia juga mengatakan, Lapangan North Belut, Blok B, di Laut Natuna yang dioperasikan ConocoPhillips Indonesia telah memulai produksi gas perdana pada 16 November 2009.
Menurut Priyono, saat ini produksi North Belut mencapai 265 MMSCFD dan 20 ribu barel minyak per hari.
Produksi masih bisa ditingkatkan hingga puncak produksi sebesar 315 juta kaki kubik per hari dan 30 ribu barel per hari.
Gas North Belut diproyeksikan memenuhi 50 persen kebutuhan penjualan ke Malaysia yang perjanjiannya telah ditandatangani pada Maret 2001.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010