Purwokerto (ANTARA News) - Harga beras kualitas sedang di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih bertahan tinggi meskipun pemerintah setempat telah menyalurkan beras miskin (raskin) bagi 141 ribu warganya.
Dari pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banyumas, Rabu, harga beras jenis IR-64 saat ini masih dijual pada kisaran Rp6.300 hingga Rp6.500 per kilogram.
"Saat ini pasokan beras dari petani sangat sedikit karena belum memasuki musim panen sehingga beras pun menjadi jarang dan harganya bertahan tinggi," kata Pendi, pedagang di Pasar Wage Purwokerto.
Kendati demikian, kata dia, harga beras tidak mengalami kenaikan dalam satu pekan terakhir, tidak seperti sebelumnya yang mengalami kenaikan setiap dua hingga tiga hari.
Menurut dia, kemungkinan hal itu disebabkan sebagian masyarakat telah menerima raskin sehingga tidak terjadi lonjakan permintaan beras.
Secara terpisah, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Banyumas Asis Kusumandani mengatakan, penyaluran raskin tidak dapat menurunkan harga berass di pasaran karena ditujukan untuk membantu warga miskin agar tak terbebani oleh harga beras yang sangat tinggi.
Menurut dia, Kabupaten Banyumas telah menggelontorkan raskin sebanyak 1.529 ton bagi 141 ribu warganya.
"Akan tetapi hal itu tidak akan menurunkan harga beras di pasaran. Ya, paling tidak hanya menahan agar harga beras tidak terlalu tinggi," katanya.
Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Banyumas Purwito mengatakan, Pemerintah Kabupaten Banyumas memandang belum perlu melaksanakan operasi pasar terkait adanya kenaikan harga beras.
Menurut dia, operasi pasar dilaksanakan apabila gejolak harga beras di tingkat konsumen mencapai lebih dari 25 persen dari harga normal dan berlangsung selama satu minggu.
"Kenaikan harga yang terjadi pada saat ini baru berkisar 12-14 persen, sehingga belum perlu operasi pasar," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010