PBB (ANTARA News/Reuters) - Dewan Keamanan PBB Selasa sepakat menambah jumlah tentara dan polisi PBB di Haiti hingga 3.500 orang guna membantu memelihara perdamaian dan keamanan serta mendukung misi kemanusiaan bagi para korban gempa.
Misi pasukan PBB di Haiti yang dikenal dengan MINUSTAH akan berkekuatan penuh dengan meningkatnya jumlah personil dari sekitar sembilan ribu orang menjadi 12.651 orang.
Kepada wartawan seusai mengikuti pemungutan suara, Duta Besar China untuk PBB yang menjadi presiden Dewan Keamanan (DK) selama Januari, Zhang Yesui, mengatakan, penambahan tersebut memiliki mandat selama enam bulan namun kemungkinan dapat diperpanjang.
Ke-15 anggota DK-PBB sepakat mendukung resolusi yang mengakui adanya kondisi darurat yang menuntut respons cepat.
"Saya berterima kasih kepada Dewan Keamanan atas tindakan cepat mereka," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon kepada wartawan.
Hal itu menunjukkan "dunia bersama Haiti", katanya.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menekankan pentingnya pasukan tambahan PBB itu dapat sesegera mungkin tiba di Haiti.
Tentara baret biru itu telah menjalankan tugasnya membantu menjaga ketertiban dan membagikan bantuan bagi para korban gempa yang meluluh-lantakkan ibukota Haiti, Port-au-Prince, 12 Januari lalu.
Sementara itu, Kepala Pemelihara Perdamaian PBB, Alain Roy, mengatakan, tugas utama pasukan PBB di Haiti adalah mengawal konvoi bantuan.
Wakil Duta Besar AS Alejandro Wolff menyambut penambahan pasukan penjaga perdamaian itu.
Dengan demikian, PBB, bukan AS, yang bertugas mengkoordinasikan aksi tanggap darurat kemanusiaan di lokasi-lokasi bencana.
"Upaya AS di sini adalah untuk membantu PBB dan Pemerintah Haiti," kata Wolff. "Kami akan membantu mereka semampu kami."
Sejak terjadinya gempa yang menewaskan puluhan ribu orang itu, AS sudah mengirimkan lebih dari 11.000 orang tentaranya ke Haiti.
Namun Wolff mengatakan,ia tidak mengetahui rencana beberapa tentara AS bergabung dengan pasukan PBB.
Sejauh ini, satu-satunya negara yang sudah mengajukan proposal tegas kepada MINUSTAH adalah tetangga Haiti, Republik Dominika, dengan menawarkan satu batalion beranggotakan 800 personil.
Ban Ki-moon telah menyampaikan kekhawatirannya adanya risiko masuknya pasokan bantuan dan personil keamanan ke Haiti yang tidak terkoordinir dengan baik sehingga dapat mengganggu sumber logistik yang terbatas dan pengiriman bantuan.
Karena itu, ia meminta berbagai lembaga non-pemerintah yang mendukung misi kemanusiaan di Haiti agar bekerja erat dengan PBB "untuk meyakinkan bahwa upaya bersama kita bisa saling melengkapi."(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010