Yogyakarta (ANTARA News) - Proyek pembangunan air bersih untuk masyarakat akan dibangun di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), guna mengatasi krisis air di daerah itu, kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Tri Harjun Ismaji.
"Proyek tersebut merupakan kerja sama antara Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Pemerintah Provinsi DIY, Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), dan Karlsruhe Institute of Technology, Jerman," katanya usai penandatanganan Minute of Discussion (MoD) Integrated Water Resources Management (IWRM) di Yogyakarta, Selasa.
Ia mengatakan IWRM merupakan perpanjangan program eksploitasi air sungai bawah tanah Bribin pada 2006-2009 yang akan memasuki tahap tahun terakhir, dan pembangunan proyek ini direncanakan akan diserahterimakan pada Maret 2010.
"Namun demikian, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di antaranya manajemen distribusi air ke penduduk, jaminan ketersediaan sumber air bawah tanah dan lingkungan hidupnya, agar proyek itu sampai pada sasaran," katanya.
Menurut dia, hal itu masih perlu ditindaklanjuti dan ditangani secara serius agar proyek-proyek air bersih tersebut bisa dimanfaatkan hingga maksimal dan berkelanjutan.
Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup di wilayah yang potensial menjadi sumber air bawah tanah juga memerlukan penanganan yang berkelanjutan agar wilayah tersebut tetap dapat berfungsi sebagai daerah tangkapan air.
"Pengelolaan lingkungan hidup itu akan berjalan dengan baik jika menggunakan pendekatan partisipatoris, yakni penduduk setempat terlibat secara aktif dan memperoleh manfaat dari program-program yang dilaksanakan," katanya.
Sementara itu, koordinator proyek Solichin mengatakan pengembangan proyek ini merupakan kelanjutan dari pembangunan Bribin, dan direncanakan akan dikerjakan di Gua Seropan.
"Di Gua Seropan akan dibangun penampungan sarana air bersih yang sebagian diambil dari Gua Bribin, kemudian direncanakan pada 2014 air tersebut sudah bisa dinikmati masyarakat di seluruh wilayah Wonosari," katanya.
Menurut dia, berbeda dengan proyek air bawah tanah Bribin yang sudah dilaksanakan sebelumnya, air bersih Seropan digunakan untuk air minum.
"Air Bribin dari segi kualitas lebih cocok untuk pengairan, sedangkan air Seropan untuk air minum," katanya.
Dalam kerja sama tersebut, pemerintah Jerman mengalokasikan dana sebesar Rp39 miliar, sedangkan besaran anggaran dari pemerintah Indonesia dan Pemprov DIY belum diketahui.
"Rencananya pencairan anggaran akan dilakukan secara bertahap selama empat tahun. Tahun ini pemerintah akan mengalokasikan anggaran untuk proyek ini sekitar Rp7,5 miliar," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010