Abuja (ANTARA News/AFP/Reuters) - Semakin bertambahnya korban pertikaian kelompok Muslim dan Kristen di kota Jos, Nigeria Tengah, telah mendorong Wakil Presiden Goodluck Jonathan untuk mengirim tentara ke kota itu.
Penasehat Keamanan Nasional Nigeria Sarki Mukthar, Selasa, mengatakan, tentara bersama polisi sedang menuju Jos untuk memulihkan keamanan di pusat kota.
Wakil Presiden Jonathan juga memerintahkan para komandan keamanan agar segera bergerak ke kota Jos guna menilai situasi.
Pertikaian SARA yang sudah berlangsung sejak Minggu itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 192 orang dan melukai lebih dari 800 orang.
Imam masjid di kota Jos, Balarabe Dawud, mengatakan, pihaknya, Selasa pagi, menerima 156 jenazah korban dan pada sorenya kembali menerima 36 jenazah lainnya.
Ratusan korban yang tewas dibawa ke masjid kota. Pihaknya berupaya menolong mereka yang terluka, namun pasokan obat-obatan semakin berkurang, katanya.
Pertikaian berdarah itu melukai sedikitnya 800 orang. Sebanyak 90 orang korban dengan luka serius dievakuasi ke sejumlah rumah sakit tentara.
Menurut paramedis, sedikitnya tiga orang tewas dan 39 orang lainnya terluka dalam pertikaian yang pecah di Bukura, kota kecil di pinggiran kota Jos.
Dalam perkembangan lain, AFP melaporkan, polisi negara bagian Plateau kembali memberlakukan jam malam selama 24 jam guna meredakan pertikaian antara kelompok Muslim dan Kristen di kota Jos.
Aturan jam malam pertama kali diberlakukan hari Minggu untuk meredakan ketegangan kelompok-kelompok yang bertikai dan menghindari terulangnya pertikaian pada November 2008 yang menewaskan ratusan orang.
Beberapa warga kota Jos mengatakan letusan-letusan sporadis senjata api masih terdengar di banyak tempat. Beberapa rumah tampak terbakar. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010