Kuala Lumpur (ANTARA News) - Tiga negara produsen karet alam terbesar di ANRPC (Association of Natural Rubber Producing Countries) yakni Thailand, Indonesia, dan Malaysia meneruskan kebijakan kontrol pasokan karet ke pasar dunia.
"Kami akan meneruskan kontrol pasokan karet alam ke pasar dunia untuk mencegah agar harganya tidak jatuh lagi demi melindungi tiga juta petani karet di tiga negara," kata menteri industri perkebunan dan komoditas Malaysia, Bernard Giluk Dompok, di Kuala Lumpur, Selasa.
Ketiga pejabat pertanian Indonesia, Thailand, dan Malaysia - sebagai tiga negara produsen karet terbesar di ANRPC sekitar 70%, mengadakan pertemuan di Kuala Lumpur. Pertemuan tiga negara produsen karet terbesar itu dinamakan ITRC (International Tripartite Rubber Council).
Wakil Malaysia langsung dihadiri menteri Bernard Giluk Dompok, Indonesia diwakili wakil menteri pertanian Bayu Krisnamurthi, dan Thailand diwakili deputi menteri pertanian dan koperasi Supachai Phosu.
Ketiga negara sepakat mempertahankan kebijakan selama ini karena berhasil menaikan harga karet dari 1,36 dolar AS per ton karet pada 30 Desember 2008 menjadi 2,87 dolar AS per Kg pada 30 Desember 2009.
Ada kenaikan hingga 111 persen setelah satu tahun menjalankan skema manajemen pasokan dan skema pembatasan jumlah ekspor karet. Dan kini harga karet telah mencapai tiga dolar per Kg.
"Karena harga sangat menguntungkan petani, makanya kebijakan untuk kontrol pasokan ke pasar dan ekspor akan dilanjutkan," kata Bayu Krisnamurthi, wakil Mentan RI.
"Biaya produksi petani karet berkisar antara 1 - 1,2 dolar AS per Kg karet. Jadinya, jika harga karet saat ini tiga dolar AS per Kg maka sangat bagus untuk petani," tambah Bayu.
Untuk lebih mengontrol pasokan produksi dan ekspor karet ke pasar dunia, ITRC akan mengundang Vietnam untuk bergabung dengan ITRC. Vietnam merupakan negara produsen karet besar juga tapi di luar ANRPC.
Vietnam juga merupakan produsen karet terbesar ke-5 di dunia, Jika Vietnam bergabung ke ITRC, maka keempat negara itu akan mengontrol produksi karet dunia naik dari 70 persen menjadi 76 persen dan pasokan karet ke pasar dunia juga naik dari 84 persen menjadi 93 persen.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010