Jakarta (ANTARA) - Pada Rabu 2 September 2020, kasus baru Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) harian di Jakarta kembali menyentuh angka 1.000 kasus, yakni 1.053 kasus.
Dengan pertambahan tersebut, menyebabkan total paparan akibat virus Novel Corona jenis baru ini di Ibu Kota menjadi 42.303 kasus, bertambah sangat signifikan dari sebelumnya sejumlah 41.250.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia di Jakarta, Rabu, menerangkan bahwa penambahan 1.053 kasus COVID-19 ini, 851-nya adalah hasil penelusuran kasus pada 1 September 2020 dan 202 kasus adalah akumulasi data dari tanggal 31 Agustus yang baru dilaporkan.
Berdasarkan data dari Pemprov DKI Jakarta, pertambahan kasus sebanyak 1.053 kasus ini, lebih tinggi dibandingkan penambahan pada Selasa (1/9) sebanyak 941 kasus, pada Senin (31/8) sebanyak 1.029 kasus, pada Sabtu (29/8) sebanyak 888 kasus, pada Jumat (28/8) sebanyak 816 kasus, pada Kamis (27/8) sebanyak 820 kasus, dan pada Rabu (26/8) sebanyak 711 kasus.
Namun, penambahan ini lebih rendah dibandingkan pertambahan pada Ahad (30/8) dengan jumlah 1.114 kasus, yang merupakan rekor tertinggi selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020 lalu.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan sampai dengan 1 September 2020, sudah ada 743.056 sampel (sebelumnya 736.053 sampel) yang telah diperiksa dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengetahui jejak COVID-19 di lima wilayah DKI Jakarta lewat 54 laboratorium.
Untuk tes tanggal 1 September 2020 sendiri dilakukan tes PCR sebanyak 7.003 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 5.672 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 851 positif dan 4.821 negatif.
"Untuk jumlah orang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 55.641, untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 61.215," tuturnya.
Dwi menjelaskan jumlah kasus aktif yang terpapar penyakit pneumonia akibat virus corona jenis baru (COVID-19) itu di Jakarta saat ini, sebanyak 9.325 orang (bertambah 561 dari sebelumnya 8.764 orang) yang masih dirawat/isolasi.
Sedangkan, dari jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta pada Rabu ini sebanyak 42.303 kasus, ada 31.741 orang dinyatakan telah sembuh (bertambah 474 dibanding hari sebelumnya 31.267 orang), sedangkan 1.237 orang (bertambah 18 dibanding sebelumnya 1.219) meninggal dunia. Dalam persentase, tingkat kesembuhan di Jakarta adalah 75,0 persen (sebelumnya 75,8 persen) dan tingkat kematian 2,9 persen (sebelumnya 4,2 persen).
Untuk "positivity rate" atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta setelah penambahan Rabu ini, sebesar 11,2 persen (sebelumnya 9,8 persen), sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 6,5 persen (sebelumnya 6,4 persen). WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari lima persen.
Selama vaksin belum tersedia, maka penularan wabah harus dicegah bersama-sama dengan disiplin menegakkan pembatasan sosial dan protokol kesehatan.
Dwi menyebutkan hal yang perlu diingat oleh masyarakat untuk memperhatikan dan menjalankan prinsip-prinsip dalam berkegiatan sehari-hari yakni tetap tinggal di rumah bila tak ada keperluan mendesak; menjalankan 3M: Memakai masker dengan benar; Menjaga jarak aman 1-2 meter; dan Mencuci tangan sesering mungkin.
Kemudian, seluruh kegiatan yang diizinkan beroperasi harus dalam kapasitas maksimal 50 persen dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Serta ingatkan sesama untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Kasus baru COVID-19 di DKI Jakarta bertambah 941
Baca juga: Senin, kasus baru COVID-19 di Jakarta kembali di atas 1.000
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020