Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Senior Deutsche Bank Taimur Baig, Selasa, memprediksi bahwa pada 2010 nilai tukar rupiah akan lebih stabil terhadap gejolak aliran modal keluar.
"Deutsche Bank mencatat bahwa Indonesia tidak lagi rentan terhadap dampak dari potensi capital out flow (aliran dana keluar) seperti di masa sebelumnya," katanya di Jakarta, Selasa.
Hal ini terjadi karena ada berbagai kebijakan dan fasilitas yang mendukung kestabilan nilai tukar rupiah di sepanjang tahun 2010.
Kebijakan tersebut adalah fasilitas swap line (pertukaran mata uang) dengan China senilai 15 miliar dolar AS untuk perdagangan bilateral, swap line dengan Jepang sebesar 12 miliar dolar AS dan fasilitas standby loan dari Bank Dunia sebesar 2 miliar dolar AS.
Kemudian, disemiminasi yang lebih baik terhadap utang-utang jangka pendek swasta dan menguatnya cadangan devisa.
"Lima hal tersebut setidaknya akan meminimalkan gejolak rupiah yang tipikal terjadi dan membuat rupiah menjadi lebih stabil," katanya.
Ia mengatakan, pada 2010, pihaknya memperkirakan rupiah akan berada pada level Rp9.130 per dolar AS dan BI Rate diperkirakan meningkat sebesar 100 basis poin (satu persen) menjadi 7,5 persen.
Sementara pertumbuhan kredit akan naik menjadi 18 persen di 2010, seiring dengan belanja pemerintah yang meningkat di sektor infratsruktur dan perkiraan untuk perdaganagn dan sektor komoditas yang meningkat.
Di matra global, bank Jerman ini memperkirakan ekonomi dunia tumbuh 3,9 persen pada 2010. Untuk pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan 3,6 persen, Jepang tumbuh 1,1 persen dan Eropa tumbuh 1,5 persen.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010