Bukan tidak mungkin suatu saat perpustakaan akan tanpa ruang-ruang
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dede Yusuf Macan Effendi mengusulkan kepada Perpustakaan Nasional (Perpusnas) agar menyusun modul pembelajaran bagi masyarakat yang membutuhkan kompetensi baru pada pandemi COVID-19.
"Tatanan masyarakat selama pandemi sudah berubah. PJJ belum bisa diperkirakan dalam waktu dekat. Banyak karyawan yang dirumahkan, bahkan diputuskan kontrak kerjanya," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Demi menyambung hidup, katanya, sebagian masyarakat melirik kompetensi lain seperti menjual makanan rumahan. Dampak dari kondisi tersebut, penjualan telepon pintar, komputer jinjing melonjak naik hingga 200 persen.
"Mereka memperoleh kompetensi baru dari Youtube. Tutorial pengajaran pun bisa didapatkan secara mudah dari saluran yang sama," terang dia.
Oleh karena itu, dia menyarankan Perpusnas membuat buku-buku panduan, modul pelatihan bagi masyarakat.
Kondisi pandemi kesempatan pemerintah, khususnya Perpusnas menyediakan buku-buku tersebut sehingga masyarakat tidak terpaku pada satu sumber, yakni media sosial dan internet.
Baca juga: Pandemi ubah sudut pandang penyampaian pengetahuan
Sejumlah anggota Komisi X menyarankan Perpusnas memanfaatkan secara maksimal pola perilaku masyarakat dalam menggunakan internet dengan menyediakan konten kreatif berisikan motivasi membudayakan membaca.
Anggota Komisi X DPR, Sofyan Tan, mengatakan pada era adaptasi kebiasaan baru, Perpusnas harus jauh berpikir ke depan. Teknologi informasi harus dikedepankan dengan memperbanyak koleksi buku digital.
"Perpusnas harus peka dengan kondisi masa depan bangsa. Bukan tidak mungkin suatu saat perpustakaan akan tanpa ruang-ruang," kata dia.
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, mengatakan Indonesia negara besar namun angka kemiskinan masih tinggi.
"Kemiskinan disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia," katanya.
Baca juga: Legislator dukung Perpusnas ajukan anggaran minimal Rp1 triliun
Ia mengatakan tujuan negara didirikan untuk mencerdaskan bangsa. Tanpa kecerdasan semua peran kehidupan tidak bisa dimainkan. Kecerdasan terjadi karena adanya proses perpindahan pengetahuan.
"Proses perpindahan pengetahuan hanya dua, yakni melalui vokasi dan membaca," kata Syarif Bando.
Ia mengatakan dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi selalu menitikberatkan pembentukan SDM yang unggul. Fokus pembangunan SDM unggul salah satunya bisa dicapai melalui pemanfaatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, pengajuan anggaran baru pada 2021 sebagian besar untuk peningkatan kualitas SDM.
Perpusnas mengajukan pagu anggaran 2021 (sementara) sebesar Rp675,539 miliar, sedangkan pengajuan dana alokasi khusus (DAK) fisik perpustakaan daerah senilai Rp10,925 triliun yang nantinya untuk membiayai 1.178 proposal untuk pembangunan fisik perpustakaan daerah.
Baca juga: Perpusnas : Keluarga berperan penting hadirkan iklim literasi
Baca juga: Pandemi COVID-19, perpustakaan dan pengetahuan untuk kita semua
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020