Mohammed Abdullah al-Bahari, yang mengajar kimia dan fisika, terbukti memasok informasi kepada para gerilyawan mengenai "pembuatan misil dan energi listrik", menurut laporan 26sep.net.
Bahari juga membantu para gerilyawan, yang diperkirakan kelompok Hutnis, menggunakan google earth untuk memperoleh gambar kawasan hajjah, Sanaa, dan membantu mereka menciptakan laman untuk berkomunikasi.
Menurut laporan itu Bahari memperoleh perintah dari seorang pria bernama abu Amin, yang dideskripsikan sebagai "orang kedua setelah Abdel Malik al-Huthi", pemimpin gerilyawan.
Pertempuran sporadis antara Huthis dan pemerintah Yaman telah terjadi sejak 2004. Peristiwa terakhir terjadi pada 11 Agustus.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010