Jakarta (ANTARA) - Rencana bergulirnya turnamen French Open dalam jangka sebulan ini dengan membolehkan ribuan penonton hadir telah membuat khawatir Milos Raonic di tengah melonjaknya lagi kasus infeksi COVID-19 di Prancis.

Mantan petenis nomor tiga dunia itu maju ke babak kedua US Open di Flushing Meadows yang tanpa penonton, Selasa, setelah menang 6-3 6-2 6-3 atas Leonardo Mayer.

Raonic mengungkapkan ketiadaan penonton di New York memang aneh dan disayangkan, namun ide memasukkan penonton ke Roland Garros adalah juga menakutkan.

Baca juga: Penonton diizinkan datang saat French Open dimulai 27 September
Baca juga: Kyrgios masih ragu untuk tampil di French Open 2020

"Satu-satunya hal yang membuat saya khawatir adalah akan ada sekitar 20.000 penonton," kata Raonic kepada wartawan ketika ditanyai French Open yang akan mulai 27 September seperti dilansir Reuters, Rabu.

"Saya kira itulah yang saya dengar bahwa mereka sudah menjual tiket."

"Sampai mereka berencana untuk sepenuhnya menggeser pengorganisasian venue, berat rasanya Anda bisa berlatih, sampai ke pertandingan Anda, tanpa melintasi puluhan jika bukan ratusan orang di lapangan."

Federasi tenis Prancis berkata Juli lalu bahwa mereka berencana membolehkan masuk penonton untuk mengisi 60 persen kapasitas penonton di stadion. Tahun lalu turnamen ini dihadiri 520.000 penonton.

Kementerian kesehatan Prancis melaporkan bahwa hampir 5.000 kasus virus corona baru pada Selasa atau naik sekitar 3.000 kasus pada Senin namun masih di bawah angka 7.000 seperti terjadi pekan lalu.

"Itu bagi saya adalah kekhawatiran terbesar, khususnya menyaksikan lonjakan itu yang terus terjadi di seluruh Prancis saat ini," kata Raonic.

Petenis Kanada ini akan menghadapi rekan senegaranya Vasek Pospisil pada babak berikutnya US Open.

Baca juga: Mundur dari US Open, Rafael Nadal bertekad tampil di French Open
Baca juga: Direktur French Open sebut tak akan ulangi kesalahan Adria Tour

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020