Anggota Komisi III DPRD Sarolangun M Badri di Sarolangun, Senin, mengaku kondisi jalan menuju lima desa tersebut ada yang berlumpur dan sulit dilalui sehingga masyarakat lima yakni Desa Lubuk Napal, Desa Laman Sigatal, Desa Sepintun, Desa Taman Bandung dan Desa Seko Besar, kesulitan keluar dari desa tersebut.
Menurut Badri yang juga politisi PKB tersebut, kerusakan jalan ini sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir, padahal jalan tersebut pada tahun 2008 dibangun dengan dana mencapai Rp4,7 miliar.
Namun proses pembangunan jalan tersebut juga sangat disayangkan, dikarenakan pembangunan jalan bukannya dimulai dari luar tapi dari dalam sehingga kerusakan jalan tersebut cukup parah.
Selain itu, kerusakan jalan ini sangat berpengaruh pada harga sembako karena menjadi satu-satunya akses jalan untuk keluar-masuk dari lima desa, bahkan bisa dikatakan jalan sudah putus total.
Ketika disinggung penyebab kerusakan jalan, dengan tegas anggota DPRD dua periode ini mengatakan, kerusakan jalan dan pembangunan aspal yang dilakukan di jalan desa tersebut dikarenakan kurang jelinya pihak perencana, sehingga pembangunan aspal tersebut terkesan sia-sia.
"Untuk apa jalan lingkungan atau jalan desa bagus kalau jalan as untuk akses keluarnya masih hancur," katanya.
Seharusnya, pemerintah dapat memprioritaskan pembangunan jalan poros bukan jalan desa, sebab tidak ada jalan lain untuk akses masuk ke desa-desa tersebut.
"Memang ada jalan lain yakni melalui Desa Pemusiran, namun saat ini di desa itu jembatannya hancur sehingga hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja," katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada Pemkab Sarolangun, agar segera melakukan langkah tegas, misalnya melakukan perbaikan di titik-titik yang mengalami kerusakan yang cukup parah.
"Untuk apa ada alat berat yang dibeli dengan dana miliaran rupiah kalau tidak digunakan, jika perlu untuk merehab jalan tersebut gunakan dana tanggap darurat, sebab kondisi jalan sudah cukup memprihatinkan," ujar Badri.
Marlan, salah seorang warga Desa Taman Bandung menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Pemkab Sarolangun yang belum juga memperbaiki jalan tersebut, padahal merupakan urat nadi perekonomian warga Kecamatan Pauh.
"Tidak mungkin kami terus berada di dalam desa ini, sebab kita memiliki aktivitas untuk mencari nafkah di luar. Kami harap pemerintah memperhatikan nasib warga desa," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010