Saya minta koordinasi UMKM untuk membuat 2,5 juta masker. Ini akan kami bagikan seluruhnya kepada masyarakat.
Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, diminta untuk memproduksi 2,5 juta masker guna mendukung Gerakan Menggunakan Masker (Genggam).
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengatakan bahwa tujuan utama memproduksi masker secara massal ini untuk mencegah penyebaran COVID-19 melalui penerapan protokol kesehatan secara optimal.
"Saya minta koordinasi UMKM untuk membuat 2,5 juta masker. Ini akan kami bagikan seluruhnya kepada masyarakat," katanya di Cikarang, Rabu.
Baca juga: Presiden Jokowi: Pemakaian masker kunci sebelum vaksinasi COVID-19
Eka mengatakan program Genggam merupakan salah satu upaya mendisiplinkan masyarakat agar selalu mengenakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah supaya terhindar dari penyebaran COVID-19.
Menurut dia, masih ada warga Kabupaten Bekasi yang belum memiliki kesadaran penuh akan pentingnya menggunakan masker di masa pandemi ini.
"Dalam beberapa kesempatan saya kerap menjumpai warga yang tidak memakai masker saat bekerja maupun menjalankan aktivitas lain di luar rumah. Ini yang mesti kami disiplinkan. Jangan anggap sepele karena wabah ini masih ada, belum berakhir," katanya.
Baca juga: Sultan HB X ingatkan jaga protokol kesehatan respons mutasi SARS-CoV-2
Eka meminta dinas terkait segera melakukan koordinasi dengan para pelaku UMKM setempat agar produksi masker massal ini bisa dilakukan dalam waktu secepatnya.
"Anggarannya sudah kami alokasikan khusus dari anggaran refocusing untuk penanganan dan pencegahan COVID-19," kata dia.
Baca juga: Satgas: Tegakkan hukum untuk disiplinkan masyarakat pakai masker
Eka juga meminta sejumlah pihak meningkatkan koordinasi dalam penanganan COVID-19 khususnya pada kasus-kasus besar yang terjadi di kawasan industri.
"Terkait klaster baru di beberapa wilayah industri yang ada di Kabupaten Bekasi, saya meminta Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja, dan Dinas Perindustrian berkoordinasi agar maksimal penanganannya," kata dia.
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020