Timika (ANTARA News) - Isodorus Edoway (13), pelajar SMP yang menjadi korban pertikaian antar kelompok di Kwamki Lama, Timika, Papua, akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika, Senin petang.

Jenazah pelajar SMP Yayasan Pendidikan Persekolahan Gereja Indonesia (YPPGI) Abdiel Tinal Kwamki Lama itu telah dibawa ke rumahnya di kompleks Dagama, Kelurahan Kwamki Baru sekitar pukul 16.00 WIT.

Kondisi jasad Isodorus sangat memprihatinkan dengan tiga buah anak panah yang masih tertancap di bagian dadanya.

Salah seorang kerabat korban mengatakan, keluarga menolak permintaan dokter RSMM Timika untuk mengeluarkan anak panah dari tubuh korban.

Keluarga tidak membolehkan anak panah dikeluarkan dari tubuh korban karena mereka menginginkan masyarakat dan dua kelompok yang bertikai tahu bahwa pertikaian telah membuat orang tidak bersalah juga menjadi korban.

"Kami tidak mau dokter operasi dia supaya semua orang melihat kejadian ini bahwa seorang anak sekolah yang tidak tahu apa-apa menjadi korban," tutur kakak korban.

Ia mengatakan, Isodorus pergi ke Kwamki Lama pada Senin pagi untuk mencari tahu apakah kegiatan belajar mengajar di SMP YPPGI Abdiel Tinal Kwamki Lama sudah dimulai lagi karena sejak beberapa waktu lalu diliburkan.

Menurut kakak korban, saat itu Isodorus mengayuh sepedanya dari rumah menuju Kwamki Lama yang berjarak kurang lebih sekitar tiga kilometer, anak dari suku Mee, Paniai itu dihadang oleh sekitar 15 orang di Jalan Freeport Lama.

Belasan orang yang menghadang Isidorus itu diduga adalah warga "kelompok bawah" Tuni Kama, Kwamki Lama.

Para penghadang melesakan sejumlah anak panah ke tubuh Isidorus hingga ia terkapar dengan delapan anak panah menancap di sekujur tubuhnya.

Beberapa saat kemudian, anggota Brimob dari Detazemen B Polda Papua datang ke lokasi kejadian dan menemukan Isidorus dalam kondisi kritis.

Korban lalu dilarikan ke RSMM Timika untuk mendapat pertolongan medis, sementara sekelompok warga yang menyerangnya kabur ke dalam hutan.

Tewasnya Isidorus menambah jumlah korban meninggal dalam pertikaian antar dua kelompok warga di Kwamki Lama menjadi tiga orang.

Dua korban yang tewas sebelumnya adalah Albert Mom (32) dan Daud Tinal alias Daud Murib alias Amon Kogoya (28). Keduanya meninggal dunia setelah dibakar, sedangkan korban luka tercatat mencapai 80 orang.

Rapat Mendadak

Sementara itu hingga malam ini Muspida Mimika masih menggelar rapat di Kantor DPRD Mimika membahas pertikaian yang memakan banyak korban tersebut.

Rapat tersebut dihadiri semua anggota DPRD Mimika, Sekda Mimika Martyn Giyai, Kapolres Mimika AKBP Muhammad Sagi, Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Refrizal.

Salah seorang anggota DPRD Mimika, Karel Gwijangge menyatakan mengutuk keras pembunuhan terhadap Isidorus Edoway, pelajar SMP YPPGI Kwamki Lama.

Karel menegaskan, tewasnya Isidorus murni kelengahan polisi yang kurang tegas menangkap dan memproses para pelaku pertikaian di Kwamki Lama.

"Ini bukan lagi masalah adat, tapi murni kriminal. Pelaku yang menyerang pelajar harus ditangkap dan diproses. Penyerangan terhadap pelajar merupakan kategori pelanggaran HAM yang harus ditindak tegas," desak Karel.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010