Jam simbolik itu menunjukkan betapa dekat manusia terhadap kemusnahan dirinya yang bergerak pada enam menit sebelum tengah malam dari lima menit pada hari Kamis (14/1).
The Bulletin of Atomic Scientists, pihak yang mengelola dan meletakkan ilustrasi pada halaman muka jam itu, bermaksud mengimbau kepada pemimpin dunia untuk mengurangi produksi nuklir mereka dan bekerjasama dalam stabilisasi perubahan iklim.
Para ilmuwan yang terdiri dari 19 pemenang Nobel tersebut mengatakan, jalan keluarnya era baru kerjasama adalah perubahan di pemeritahan merika Serikat (AS) yang berorientasi terhadap berbagai masalah internasional, dan merupakan bagian dari program Presiden AS, Barack Obama."
Fisikawan nuklir Pervez Hoodbhoy pada jumpa pers yang diadakan di New York Academy of Sciences mengatakan, dalam penelusurannya di situs World Trade Center (www.wtc.com) ada pergantian dalam opini dunia yang berarti bahwa senjata nuklir " tidak lagi berguna untuk perang dan tidak efektif sebagai pelindung.
Anggota dari Lembaga Survei Kutub Selatan (British Antartic Survey/BAS) mengemukakan, "Pemanasan global lebih dari sebuah ancaman ketimbang perang nuklir."
Ketika jam itu dibuat pada tahun 1947, dan di atur pada tujuh menit ke tengah malam, dan hanya diubah 18 kali sebelum perubahan pada Kamis pekan lalu.
Pada 2007 BAS memajukannya dua menit bersamaan dengan uji senjata nuklir Korea Utara, ambisi nuklir Iran dan perubahan AS menekankan penggunaan senjata nuklir untuk kegiatan militer. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010