sikap The Fed yang longgar bisa menahan pelemahan rupiah tidak terlalu jauh
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, tertekan dipengaruhi perbaikan data ekonomi Amerika Serikat.
Pada pukul 9,15 WIB, rupiah melemah 78 poin atau 0,53 persen menjadi Rp14.650 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.573 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan pagi ini nilai tukar regional terlihat tertekan terhadap dolar AS.
"Penguatan dolar AS ini dipicu oleh membaiknya data indeks aktivitas manufaktur AS bulan Agustus yang dirilis semalam," ujar Ariston.
Indeks PMI AS berada di level 56 yang merupakan angka tertinggi dalam 19 bulan terakhir. Hal tersebut mengindikasikan aktivitas pabrik di AS semakin bergeliat dan ekspansif.
Menurut Ariston, sentimen tersebut bisa turut menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini, ditambah faktor deflasi dalam negeri Agustus 2020 yang mengindikasikan daya beli masyarakat belum membaik.
"Namun di sisi lain sikap The Fed yang longgar bisa menahan pelemahan rupiah tidak terlalu jauh," katanya.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.500 per dolar AS hingga Rp14.7000 per dolar AS.
Pada Selasa (31/8) lalu, rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.573 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.563 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 32 poin
Baca juga: Rupiah ditutup melemah seiring deflasi Agustus
Baca juga: LPS pertahankan bunga penjaminan rupiah di bank umum 5,25 persen
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020