Pertumbuhan ekonomi kita di atas pertumbuhan nasional. Kenapa begitu? Karena 92 persen usaha di Surabaya itu ekonomi menengah, jadi tidak terpengaruh

Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memiliki strategi agar Kota Surabaya, Jawa Timur, terhindar dari resesi atau kelesuan kegiatan dagang, industri, dan lainnya, di tengah pandemi COVID-19.

"Saya tidak mau ada perpanjangan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) lagi. Karena kita akan lakukan new normal atau tatanan baru," kata Wali Kota Risma seusai meninjau Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Kota Surabaya, Selasa.

Dengan tak diperpanjangnya PSBB tahap III tersebut, ia berharap para pelaku usaha di Surabaya bisa kembali beroperasi, namun dengan protokol kesehatan ketat. Risma menilai jika PSBB itu diteruskan bukan tidak mungkin banyak pelaku usaha di Kota Pahlawan yang gulung tikar.

Baca juga: Pemkot Surabaya diminta libatkan warga kampung gerakkan ekonomi mikro

Risma mengatakan hingga akhir tahun 2020 perkembangan ekonomi di Kota Surabaya masih terbilang positif.

"Itulah kenapa kemarin hasil data penelitian evaluasi Surabaya itu kita di titik masih bisa bertahan di positif nanti InsyaAllah di akhir tahun. Kenapa? Kalau aku kemarin terlambat sedikit ya nyungsep (terpuruk) beneran yang punya perusahaan, yang punya usaha," kata Risma.

Apalagi, lanjut dia, jika pelaku usaha itu sudah menggunakan modal usahanya untuk kebutuhan sehari-hari keluarga. Tentu saja hal itu akan semakin menambah beban ekonomi pelaku usaha tersebut, bahkan berdampak pada gulung tikar.

Karena itu pihaknya merumuskan kebijakan berbagai sektor seiring dengan tak diperpanjangnya PSBB di Surabaya.

Baca juga: Risma: UMKM Surabaya bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19

"Kalau sudah modal dipakai makan, bagaimana dia (pelaku usaha) bisa bangkit lagi, kecuali kalau dia dapat insentif, tunjangan, atau bantuan. Makanya kemarin aku beranikan, kesehatan kita pantau benar-benar tapi yang untuk usaha boleh bergerak," ujar Risma.

Untuk itu ia memastikan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memaksimal upaya menjaga ekonomi di Kota Pahlawan agar tetap positif.

Sementara itu menghadapi isu resesi yang ramai diperbincangkan, Risma berharap warga Surabaya tidak panik. Sebab pada tahun 1998 dan 2008, ekonomi Surabaya mampu bertahan dan positif ketika hal itu terjadi. Apalagi sekitar 92 persen usaha di Surabaya itu tergolong ekonomi menengah ke bawah, sehingga tidak terpengaruh dengan perekonomian global.

"Pertumbuhan ekonomi kita di atas pertumbuhan nasional. Kenapa begitu? Karena 92 persen usaha di Surabaya itu ekonomi menengah, jadi tidak terpengaruh kepada perekonomian global," katanya.

Baca juga: Pelaku UMKM Surabaya produksi hazmat bantu tenaga medis

Baca juga: Risma ingin perempuan wirausaha di Surabaya mampu pertahankan bisnis

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020