Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak turun di perdagangan Asia, Senin, karena berlanjutnya kekhawatiran atas perekonomian yang memperberat sentimen kalangan investor, kata kalangan analis.

Kontrak utama minyak mentah jenis "light sweet crude" di New York untuk pengiriman Februari turun 70 sen dolar AS menjadi 77,30 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sementara harga minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Februari turun 71 sen dolar menjadi 76,40 dolar.

"Minyak berada di bawah tekanan terutama karena pertimbangan ekonomi," kata Victor Shum, analis konsultan energi Purvin & Gertz yang berbasis di Singapura.

"Beberapa data ekonomi yang keluar di AS tidak benar-benar menguat dan data ini meningkatkan keraguan mengenai kesehatan konsumen di AS dan kekuatan perekonomian negara itu."

AS adalah konsumen energi terbesar dunia dan permintaan minyak dunia dipengaruhi oleh besarnya tingkat pelemahan ekonomi AS.

Data yang keluar Jumat menunjukkan indeks harga konsumen AS naik selama Desember dan diinterpretasikan oleh kalangan ekonom sebagai pertanda melemahnya ekonomi yang tidak hilang-hilang, dimana belanja konsumen menjadi penghela utama dari aktivitas perekonomian.

"AS masih dalam cengkeraman kekuatan deflasi yang intensif, meskipun efek dasarnya terangkat oleh judul suku bunga tahunan. Resiko deflasi masih nyata," kata Ian Shepherdson, pimpinan ekonom AS di High Frequency Economics.

Sementara itu, lembaga Energi Internasional, Jumat, mengatakan, permintaan minyak pada 2010 akan melambat di negara maju, dengan pasar yang baru tumbuh diperhitungkan naik.

Lembaga itu meninggalkan perkiraan sebelumnya mengenai permintaan dunia yang tahun ini tidak berubah sebesar 1,7 persen menjadi 86.3 juta barel per hari.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010