Indramayu (ANTARA) - Flu burung diduga sebagai penyebab kematian mendadak 158 ekor ayam kampung dalam kurun waktu 5 sampai 15 Januari 2010 di delapan desa di kabupaten Indramayu.

Ayam mati tersebut tersebar di desa Tersana, kecamatan Sukagumiwang, desa Jatisawit, kecamatan Jatibarang, desa Cikawung kecamatan Terisi dan desa Dukuh kecamatan Indramayu, desa Sliyeg Lor kecamatan Sliyeg, desa/Kecamatan Juntinyuat, desa Nunuk kecamatan Lelea, dan desa Baleraja kecamatan Gantar.

"Indramayu memang daerah endemis flu burung," kata Kabid Peternakan Dispertan Kabupaten Indramayu, Nandang Hidayat, kepada wartawan di Indramayu,Senin.

Dia menjelaskan, salah satu penyebab timbulnya penyakit itu adalah faktor cuaca. Di musim hujan yang bersuhu dingin, virus H5N1 mudah berkembang dan menyerang unggas. Karenanya, serangan virus tersebut akan tinggi sepanjang Desember sampai Maret.

Selain faktor cuaca, penyebaran virus itu juga terjadi karena kebiasaan masyarakat yang tidak mengkandangkan unggasnya. Akibatnya, unggas dengan bebas berkeliaran dan menularkan virus kepada unggas lainnya.

"Tidak mudah mengubah kebiasaan masyarakat untuk mengkandangkan unggasnya," tuturnya.

Dia menambahkan, bukan hanya faktor kebiasaan, masyarakat juga enggan mengkandangkan unggasnya akibat keterbatasan modal. Karena dibutuhkan biaya tidak sedikit untuk membuat kandang maupun memberi pakan bagi unggas.

Menurut dia, vaksinasi tidak dianjurkan saat terjadi serangan tinggi.

Sosialisasi mengenai penanganan flu burung juga terus dilakukan. Dengan demikian, masyarakat menjadi paham mengenai tindakan yang harus dilakukan maupun yang tidak boleh dilakukan.

Sementara itu, sepanjang 2009, flu burung juga telah menyerang 1.025 ayam di 30 desa di 17 kecamatan, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010