Makassar (ANTARA News) - Petani di Kabupaten Maros dan Pangkep terpaksa harus menanam ulang tanaman padi karena sawahnya tergenang air rata-rata setinggi 30 sentimeter.
"Tanaman padi kami yang baru berumur sebulan banyak yang rusak akibat tergenang air, karena itu harus dilakukan penanaman kembali," kata salah seorang petani, Anwar, di Kecamatan Baju Bodoa, Kabupaten Maros, Minggu.
Menurut dia, genangan air yang melanda sedikitnya tujuh kecamatan di daerah ini telah merugikan para petani, baik dari segi tenaga maupun dana pengadaan bibit padi.
Dia mengatakan, karena sumber daya manusia (SDM) terbatas untuk mengerjakan tiga petak sawahnya, pada musim tanam akhir Desember 2009, pihaknya menyewa buruh tani sebanyak empat orang untuk masa kerja selama seminggu.
"Masing-masing buruh tani itu dibayar Rp30 ribu per hari, jadi bisa dibayangkan jumlah kerugian kami," katanya.
Hal senada dikemukakan salah seorang petani di Teko Labbue, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Mahmuddin.
"Jika kami tidak melakukan penanaman ulang secepatnya, dikhawatirkan, musim panen akan mundur terlalu jauh," katanya.
Karena itu, lanjutnya, jika air sudah surut dalam satu dua hari mendatang, dia bersama petani lainnya akan melakukan penanaman ulang.
Selain hujan yang menyebabkan sawah tergenang akibat dua kabupaten tersebut diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir, juga mengakibatkan isi ratusan hektar tambak hanyut terbawa banjir di dua kabupaten tersebut.
"Ikan dan udang yang sudah mulai dewasa, hanyut terbawa banjir, karena air tambak meluap," ungkap salah seorang pemilik tambak di Desa Kanjitongan, Kecamatan Maccini Baji, Kabupaten Maros, H Mahmud. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010