Surabaya (ANTARA News) - Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri menyatakan kementerian yang dipimpinnya mengurus semua kelompok masyarakat tanpa diskriminasi.
"Semua kelompok, tanpa membedakan suku, agama dan perbedaan lainnya harus mendapatkan perhatian untuk kesejahteraan sosial," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
Berbicara pada acara "Gelar Kreasi Anak Yatim dan Dhuafa" di Rumah Pintar Lembaga Manajemen Infaq (LMI) di rumah susun sewa Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut Kota Surabaya, Mensos menguraikan sejumlah masalah sosial yang menjadi ruang lingkup kerjanya, dan harus dilakukan tanpa memandang perbedaan itu.
"Mulai dari anak balita, bahkan bayi dalam kandungan, hingga remaja dan lanjut usia, semua kami layani," katanya.
Guna menangani sejumah masalah sosial itu, pihaknya melakukan program keluarga harapan (PKH) untuk membantu para ibu mendorong anak-anaknya bersekolah atau memeriksakan bayi/anak ke Puskesmas.
Tak hanya itu, juga program pemeliharaan taman makam pahlawan (TMP) di pusat dan daerah. "Jadi, dari buaian hingga liang lahat, semua kami perhatikan," katanya.
Melihat kompleksitas masalah sosial yang ada, Mensos menegaskan bahwa Kementerian Sosial tidak dapat bekerja sendirian, dan membutuhkan kerja sama dengan berbagai mitra.
"Kami mengajak partisipasi masyarakat, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dunia usaha, lembaga usaha, lembaga kemanusiaan dari dalam dan luar negeri untuk bersama-sama menyelesaikan masalah sosial di sekeliling kita," katanya.
Ia mengemukakan, di antara masalah yang perlu ditangani bersama adalah anak-anak yang terpaksa mencari nafkah di jalanan.
Dikemukakannya bahwa jumlah anak terlantar di seluruh Indonesia jumlahnya masih sangat besar.
Menurut data pusat data dan informasi (Pusdatin) Kementerian Sosial hingga akhir 2009 ada 5,406 juta anak terlantar, sebanyak 299.127 balita terlantar.
Sedangkan anak jalanan diprakirakan ada lebih kurang lebih 160 ribu orang yang tersebar di berbagai daerah, terutama di kota-kota besar.
"Kita amat prihatin menyaksikan anak-anak korban kekerasan hingga mereka kehilangan kebebasan, keceriaan, bahkan hidupnya," katanya.
Ia merujuk pada kasus terbunuhnya Adriansyah (12) di sekitar terminal Pulogadung Jakarta yang menyentak kesadaran bersama.
Untuk menangani masalah anak, pihaknya telah melakukan program sosialisasi dan promosi hak anak, penguatan keluarga dan pemberdayaan masyarakat, fasilitasi dan peningkatan kapastitas kelembagaan pelayanan sosial anak,,
Selain itu, penguatan dan pengembangan kerja sama serta kemitraan strategis, pengembangan model pelayanan sosial anak berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam kesemppatan itu Mensos juga memberikan bantuan bagi 20 kelompok usaha bersama (KUBE) untuk LMI, Yayasan Harapan Muslimah dari Surabaya dan Kabupaten Tulungagung.
Selanjutnya Mensos juga memberikan bantuan kepada KUBE dari Kabupaten Pamekasan, Sampang, Bojonegoro dan Lumajang di pendopo Kabupaten Pamekasan, Madura. KUBE setiap kelompok berjumlah Rp20 juta hingga Rp30 juta.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010