“Pertumbuhan ekonomi 4,5 persen sampai 5,5 persen cukup realistis dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan baseline yang rendah pada 2020,” katanya dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa.
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan ditentukan oleh empat faktor utama yaitu pertama adalah keberhasilan penanganan pandemi COVID-19 termasuk upaya riset vaksin.
Baca juga: Penemuan vaksin bakal pulihkan ekonomi paling cepat pertengahan 2021
Kedua adalah kondisi pemulihan kinerja perekonomian global yang dipengaruhi penanganan pandemi COVID-19, faktor geopolitik pasca pemilu AS, dinamika hubungan AS dan China, serta harga komoditas.
Faktor ketiga adalah adanya upaya reformasi struktural untuk meningkatkan kemudahan usaha dan menarik investasi.
Keempat adalah adanya dukungan kebijakan fiskal yang bercorak countercyclical termasuk melalui lanjutan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Pemerintah sepakat penanganan pandemi COVID-19 yang menyeluruh menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke jalur alamiahnya,” ujarnya.
Baca juga: Indef tekankan pengendalian COVID-19 kunci pertumbuhan ekonomi 2021
Oleh sebab itu, pemerintah mengalokasikan untuk keberlanjutan program pemulihan ekonomi nasional pada 2021 sebesar Rp356,5 triliun yang utamanya adalah untuk penyediaan dan distribusi vaksin.
Tak hanya itu, alokasi anggaran tersebut juga difokuskan untuk bantuan sosial (bansos) dalam mendukung serta mempertahankan daya beli masyarakat menengah dan bawah yang masih terdampak.
Kemudian juga untuk dukungan bagi dunia usaha terdampak, UMKM, dan korporasi agar digunakan dalam membangkitkan kembali aktivitas usahanya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020