Cilacap (ANTARA News) - Bencana puting beliung kembali menerjang Desa Padangsari, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Minggu sekitar pukul 16:00 WIB.
Kepala Desa Padangsari, Mustangin, saat dihubungi ANTARA dari Cilacap mengatakan, puting beliung tersebut datang menyertai hujan deras yang turun sejak pukul 15:00 WIB.
"Berdasarkan pendataan sementara, angin tersebut menyebabkan dua rumah rusak berat akibat tertimpa pohon dan lima rumah rusak sedang," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pendataan di lapangan terhadap kemungkinan adanya rumah warga yang mengalami kerusakan akibat terjangan angin tersebut.
Menurut dia, bencana angin puting beliung ini merupakan yang kedua kali melanda Desa Padangsari selama bulan Januari.
Dalam bencana yang terjadi pada Rabu (6/1), kata dia, dua rumah rusak berat dan lima rusak ringan.
"Hingga saat ini kami masih mendata para korban angin puting beliung untuk segera dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Kecamatan Majenang," jelas Mustangin.
Selain menerjang Desa Padangsari, angin puting beliung yang terjadi Minggu (17/1), sekitar pukul 16:00 WIB juga melanda Desa Kutasari, Kecamatan Cipari.
Camat Cipari Warsono mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terhadap jumlah rumah yang rusak akibat bencana itu.
"Berdasarkan pendataan sementara, hujan deras yang disertai angin puting beliung tersebut menyebabkan tiga rumah mengalami kerusakan sedang akibat tertimpa pohon," katanya.
Sebelumnya, bencana yang disebabkan angin kencang tanpa disertai hujan melanda empat desa/kelurahan di Kabupaten Cilacap pada Sabtu (16/1), sekitar pukul 16:30 WIB, yakni Desa Ujungmanik dan Bringkeng, Kecamatan Kawunganten, serta Kelurahan Tritih Kulon dan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara.
Bencana angin di Desa Ujungmanik mengakibatkan enam rumah roboh, satu dapur roboh, satu bangunan tempat penyulingan minyak kayu putih roboh, 31 rumah rusak berat, dan 162 rumah rusak ringan serta seorang warga mengalami luka ringan akibat tertimpa atap rumahnya yang roboh.
Desa Bringkeng terdapat satu rumah roboh, 27 rusak berat, dan 33 rusak ringan, Kelurahan Mertasinga terdapat enam rumah rusak ringan serta Kelurahan Tritih Kulon sebanyak empat rumah rusak ringan.
"Angin kencang yang datang dari arah barat ini bergerak dari arah barat menuju timur dengan sangat cepat. Menurut kami, ini bukan angin puting beliung melainkan angin topan," kata Kepala Desa Ujungmanik Supardan.
Berdasarkan analisa Stasiun Meteorologi Cilacap, bencana yang terjadi pada Sabtu (16/1) bukan termasuk angin puting beliung, topan, maupun lisus.
Analis Cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, bencana angin kencang tersebut diakibatkan adanya daerah tekanan rendah di selatan Pulau Jawa.
Menurut dia, terjadinya angin puting beliung, topan, maupun lisus cenderung diawali dengan munculnya awan Cumulonimbus (Cb) dan disertai hujan serta bersifat lokal.
Akan tetapi, kata dia, angin kencang yang terjadi pada Sabtu (16/1) tidak disertai dengan datangnya hujan dan tidak bersifat lokal.
"Berdasarkan pengamatan kami, kecepatan angin yang terjadi pada Sabtu (16/1) mencapai 16 knot atau sekitar 35 kilometer per jam," kata Teguh.
(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010