Kotabaru (ANTARA News) - Sekitar 42 jiwa warga Jalan Sukmaraga Kotabaru, Kalimantan Selatan, kehilangan tempat tinggal setelah kebakaran menghanguskan rumah-rumah mereka Sabtu antara pukul 07:30 hingga 09:30 WITA.
Para korban kebakaran yang rumahnya hangus "dilalap si jago merah", kini oleh pemerintah daerah ditampung di posko di Islamic center di Jalan H Agusalim, Kotabaru.
Bupati Kotabaru, H Sjachrani Mataja yang sedang berada di tempat kejadian mengatakan, untuk sementara mereka ditampung di posko induk di Islamic center.
"Kita juga segera mendistribusikan bantuan kepada para korban, terutama bantuan untuk bahan makanan, pakaian dan obat-obatan," kata bupati.
Bupati menambahkan, berdasarkan data sementara jumlah rumah yang terbakar dalam musibah tersebut diperkirakan mencapai 12 unit termasuk toko, dan rumah sewaan.
Kendati tidak ditemukan korban jiwa, atas musibah tersebut kerugian matriil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Sedangkan sumber api masih dalam penyelidikan pihak berwajib.
Pantauan ANTARA di lokasi kejadian, ribu warga kota Kotabaru pagi itu berdesak-desakan dengan berjalan kaki, dan dengan menggunakan kendaraan roda dua menuju Jalan Sukmaraga untuk membantu memadamkan api saat mendengar sirine kebakaran.
Sejumlah armada mobil pemadam kebakaran milik pemerintah daerah, PT Pelindo III, dan mobil tangki milik PDAM, dikerahkan untuk menyemprotkan air ke beberapa titik yang terbakar.
Namun sayang api yang telah membesar dan membubung tinggi itu tidak mudah dipadamkan, karena api telah merambah ke beberapa rumah warga di lokasi tersebut.
Karena sebagian besar rumah dan toko yang terbakar dengan kontruksi kayu, menyebabkan api sulit dipadamkan.
Untuk mengatisipasi terjadinya korban yang lebih banyak lagi, petugas pemdam kebakaran bukan hanya menyemprotkan air ke rumah yang terbakar, bahkan rumah dan bangunan yang belum terbakarpun menjadi sasaran penyemprotan air tersebut.
Dan sekitar dua jam kemudian, api yang telah "mengamuk" sejak pukul 07:00 Wita itu dapat dikuasi.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009