Kabul (ANTARA News/AFP) - Satu ledakan bom di Afghanistan selatan yang bergolak menewaskan dua tentara NATO, beberapa jam setelah kematian seorang prajurit Amerika dalam serangan lain, menurut satu pernyataan Sabtu.

"Dua anggota petugas Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO (ISAF) tewas di Afghanistan selatan karena serangan bom buatan kemarin," kata pernyataan itu.

ISAF tidak memberikan penjelasan mengenai kewarganegaraan mereka.

Bom buatan, bersama serangan bom bunuh diri, selama ini menjadi senjata utama yang dikirim oleh gerilyawan Taliban, dan menjadi senjata terkuat dan mematikan pada saat pasukan asing meningkatkan prosedur keamanan, kata para pejabat militer.

Bom-bom itu, bahan utamanya terdiri dari pupuk kimia dan diledakkan dengan remot kontrol, yang beratnya bisa mencapai 900 kilogram, kata seorang perwira senior intelijen militer AS baru-baru ini.

Bom itu bahkan bisa menghancurkan kendaraan lapis baja terberat sekalipun.

Provinsi selatan Helmand dan Kandahar adalah provinsi paling bergolak, namun Taliban telah menyebar para pejuangnya untuk memerangi wilayah yang sebelumnya aman itu.

Tentara asing di bawah komando AS dan NATO pada saat ini berjumlah sekitar 113.000, dan akan diperkuat dengan 40.000 tentara tambahan pada tahun ini, pada saat strategi kontra pemberontakan makin digencarkan.

Lima tentara - empat dari Amerika dan seorang Perancis - tewas Rabu.

Pada Senin sebelumnya, tiga serdadu AS, dua Prancis dan seorang prajurit Inggris tewas dalam aksi kekerasan pada hari yang paling banyak menelan korban bagi tentara internasional sejak Oktober.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010