"Lalu, sebanyak 75 persen masyarakat Jatim menilai penanganan pemerintah terhadap para ODP, PDP, dan positif COVID-19 adalah cepat dan bagus," ujar Direktur Eksekutif Indopol Survei Ratno Sulistiyanto di sela pemaparannya di Surabaya, Senin.
Menurut dia, capaian tersebut berimplikasi kepada tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja pemerintah.
Selain itu, untuk tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam menangani pandemi ini mencapai 75 persen.
Umumnya, kata dia, kinerja pemerintah dalam menangani COVID-19 yang dirasakan masyarakat adalah dalam bentuk imbauan mematuhi protokol kesehatan (62,2 persen), pembagian masker (16,1 persen), penyemprotan desinfektan (9,7 persen), PSBB (4,9 persen), dan pembagian hand sanitizer (0,3 persen).
Ratno juga mengungkapkan adanya sebanyak 10,40 persen masyarakat yang mengaku kehilangan pekerjaan selama dilanda wabah COVID-19.
Kemudian terdapat 7,2 persen mengaku dirumahkan dan 37,3 persen mengaku pekerjaannya berkurang selama pandemi.
Sementara itu, salah satu dampak tidak terhindarkan dari wabah COVID-19 adalah dalam bidang ekonomi yang disebut bahwa masyarakat di Jatim merasakan langsung menurunnya aktivitas perekonomian.
Sebanyak 57,1 persen masyarakat menganggap kondisi ekonomi keluarganya lebih buruk dibandingkan tahun lalu, kemudian 10,8 persen malah menyatakan jauh lebih buruk.
"Mayoritas atau 65,9 persen menyalahkan COVID-19 sebagai penyebabnya. Mereka yang berpendapatan di bawah Rp2 juta per bulan paling merasakan penurunan ekonomi keluarga," tuturnya.
Di sisi lain, survei yang dilakukan pada periode 23-28 Juli 2020 itu bertujuan mengevaluasi kinerja Pemprov Jatim menurut persepsi publik, selama kurang lebih enam bulan berjalan sejak COVID-19 pertama menyebar di Indonesia.
Pada surveui itu, jumlah responden tiap kabupaten/kota di Jatim diambil secara proporsional berdasarkan jumlah penduduk hasil BPS Jatim pada 2020.
Penentuan responden juga dilakukan secara random sistematis dengan kriteria mereka yang berumur 17 tahun lebih, atau sudah menikah.
Responden berjumlah 1.000 orang dengan margin of error sekitar 3,2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen (slovin).
Wawancara dalam survei ini dilakukan secara tatap muka, sementara data diolah dengan program SPSS atau Field Survey.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020