Liwa, Lampung Barat (ANTARA News)- Perambahan hutan di kawasan konservasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) masih terus berlangsung.
"Banyak perambah membuka lahan di kawasan yang dilindungi itu untuk menanam pohon kopi dan tanaman lainnya," kata Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Barat, Khairul Anwar, di Liwa, Sabtu.
Lampung Barat merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan TNBBS.
Saat ini, kata Khairul, pembukaan lahan baru disinyalir makin meluas. Di beberapa daerah di Lampung Barat terdapat hutan gundul akibat penebangan liar.
"Para perambah hutan itu membuka lahan baru untuk tanamaan perkebunan seperti kopi," kata dia.
Menurut dia, perkembangan kopi organik mendorong petani untuk membuka lahan baru guna mendapatkan mutu kopi tanpa terkontaminasi oleh pupuk kimia.
Kopi organik itu cukup diminati oleh pedagang terutama eksportir karena harga jual yang cukup tinggi.
Rusaknya hutan di TNBBS, katanya, membuat Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melarang petani membuka lahan baru di area hutan kawasaan guna menekan perambahan hutan.
"Pemerintah daerah melarang petani untuk membuka lahan baru, apalagi lahan tersebut berada didalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selasan (TNBBS), hal ini di lakukan guna menenkan angka perabahan hutan yang lebih luas," kata Khairul lagi.
Sebelumnya, Bupati Lampung Barat, Muklis Basri, menghimbau petani untuk tidak membuka lahan yang memasuki hutan kawasan TNBBS.
"Saya melarang petani membuka lahan yang memasuki hutan yang dilindungi itu, selain itu pembukaan lahan diindikasi akar dari perambahaan liar yang berdampak pada kerusakan hutan," kata dia.
Luas hutan di Lampung Barat mencapai 28 ribu hektare (ha), sedang luas hutan kawasan sekitar 300 ribu ha, yang menjadikan daearah itu sebagai kawasan konservasi.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010