Industri pengolahan nikel juga berlanjut pada kerja sama di bidang pendidikan misalnya seperti yang dilakukan dengan dibangunnya Politeknik Industri Logam Morowali di IMIP, juga adanya program pengiriman mahasiswa Indonesia ke China.

Jakarta (ANTARA) - Investasi China di Indonesia secara nyata dinilai memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan ekspor nasional, pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan sumber daya manusia, kata pengamat Hubungan Internasional Jona Widhagdo Putri.

"Salah satunya investasi China dalam hal pengolahan nikel, di antaranya dengan berdirinya PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) di Sulawesi Tengah dan PT IWIP (Indonesia Weda Bay Industrial Park) di Maluku Utara," kata Jona dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Jona yang juga Penasihat Khusus Menko bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan IWIP merupakan kawasan industri terintegrasi pertama yang diperuntukkan untuk pengolahan nikel dan produksi komponen baterai kendaraan listrik.

Baca juga: Defisit perdagangan Indonesia-China mengecil, investasi meningkat

Dikatakannya, dengan adanya kawasan-kawasan industri ini, Indonesia telah menjadi bagian dari global supply chain melalui ekspor olahan nikel ke beberapa negara, seperti Amerika, Spanyol, Italia, India, Taiwan, dan Korea Selatan.

“Industri pengolahan nikel juga berlanjut pada kerja sama di bidang pendidikan misalnya seperti yang dilakukan dengan dibangunnya Politeknik Industri Logam Morowali di IMIP, juga adanya program pengiriman mahasiswa Indonesia ke China,” tambah Jona.

Menurut data BKPM, investasi China ke Indonesia saat ini menempati posisi ke-2 di antara Singapura dan Jepang dengan realisasi 2,4 miliar dolar AS pada 2018, meningkat menjadi 4,7 miliar dolar AS pada 2019.

Baca juga: BKPM harap tujuh perusahaan relokasi sudah berproduksi akhir tahun

Menurut data dari General Administration of Custom China (GACC), nilai ekspor Feronikel (HS code 720260) dari Indonesia ke China adalah 913 juta dolar AS pada tahun 2018, meningkat menjadi 2,2 miliar dolar AS pada tahun 2019 (meningkat 144,49 persen dari 2018 ke 2019).

Pada Januari-April 2019 dari 535 juta dolar AS meningkat menjadi 1,4 miliar dolar AS pada periode yang sama Januari-April 2020. Ekspor produk industri logam pun tetap bergeliat walau pada masa pandemi COVID19. "Hal ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat terdampak oleh COVID-19," kata Jona.

Jona mengungkapkan hubungan Indonesia dan China tak terbatas dalam sektor ekonomi. Bahkan, baru-baru ini keduanya bekerja sama dalam hal vaksin COVID-19. Selain itu, Indonesia juga menerima bantuan dari China untuk penanggulangan pandemi COVID-19.

“Saat pandemi COVID-19, Indonesia menerima berbagai bantuan alat kesehatan dari dunia Internasional, bantuan dari pemerintah dan instansi swasta China merupakan bantuan pertama yang datang ke Indonesia," katanya.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020